Jakarta, JurnalBabel.com – Anggota Komisi I DPR, Sukamta, cemas anak-anak Indonesia terlalu dini mengakses internet. Pasalnya, merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) diketahui 88,99 persen anak berusia lima tahun ke atas mengakses internet untuk sosial media (sosmed).
“Ini terlalu dini menurut saya. Tidak seluruh saluran sosmed itu aman dan baik, memiliki ancaman yang cukup serius, ancaman digital seperti serangan siber, kecanduan internet, dibuli,” ujar Sukamta dikutip dari koranbernas.id, Sabtu (16/4/2022).
Lebih jauh Sukamta menyatakan anak-anak kadang-kadang masih polos tampil di sosmed yang kejam. Tidak sedikit dari mereka kemudian dibuli. Kasusnya pun terus meningkat.
“Sampai hari ini saya tidak merekomendasikan anak di bawah usia sepuluh tahun ditampilkan fotonya di internet, apalagi oleh ayah-ibunya atau kakeknya. Anak-anak ini rentan dan rawan diselewengkan fotonya. Anak-anak yang masih polos itu tidak tahu dunia orang-orang dewasa,” kata Sukamta.
Politisi PKS ini lantas mengingatkan orang tua agar menjaga anak-anaknya supaya tidak kecanduan internet. Dari survei RSCM tahun 2020, diketahui 19,3 anak mengalami kecanduan internet.
Bisa jadi, kata Sukamta, kecanduan itu berawal dari keteledoran orang tua. Daripada anaknya rewel dan menangis, kemudian diberi gadget sebagai mainan.
“Menurut dokter Kristina (dari RSCM), anak yang mengalami kecanduan internet mengalami perubahan otak menyebabkan sesorang sulit membuat keputusan, konsentrasi dan fokus. Ini mengerikan, sampai 15 jam sehari kecanduan main game di internet,” paparnya. (Bie)