Jakarta, JurnalBabel.com – Operasi gabungan terus dilakukan pemerintah dalam upaya pembebasan lima Warga Negara Indonesia (WNI) yang diculik kelompok Abu Sayyaf di Perairan Sabah, Malaysia, Kamis (16/1/2020). Tim gabungan melibatkan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Badan Inteljen Indonesia (BIN), hingga Badan Inteljen Strategis (BAIS).
Anggota Komisi I DPR, Syaiful Bahri Anshori, mengatakan bahwa penculikan WNI oleh Abu Sayyap bukan pertama kali terjadi. Sudah berulang kali peristiwa yang dinilainya merendahkan Indonesia sebagai negara besar. Sebab itu, Syaiful meminta pemerintah untuk perketat pengawasan di daerah-daerah perairan Indonesia yang rawan
“Harus diperketat. Kan tidak lucu, negara sebesar Indonesia dipermainkan kelompok Abu Sayyaf,” ujar Syaiful Bahri Anshori di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (26/2/2020).
Lebih lanjut politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini secara khusus meminta Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk bersikap tegas terhadap kelompok-kelompok seperti Abu Sayyaf.
“Menhan harus tegas, perketat daerah-daerah yang rawan. Kalau perlu nambah personil dan lainnya,” katanya.
Legislator dari daerah pemilihan Jawa Timur ini menambahkan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) harus menempuh jalur diplomasi terhadap pemerintah Filipina atas berulang kalinya WNI disandera Abu Sayyaf.
“Kita tidak bisa ikut campur basmi Abu Sayyaf. Cara lainnya Kemenlu lakukan diplomasi,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Kemenlu memastikan kelompok Abu Sayyaf sebagai pelaku penculikan lima WNI di Perairan Sabah, Malaysia, Kamis (16/1/2020).
“Kasus hilangnya kapal ikan milik Malaysia yang berawak 8 WNI di Perairan Tambisan, Lahad Datu, Sabah pada tanggal 16 Januari 2020 pukul 20.00 waktu setempat terkonfirmasi sebagai kasus penculikan oleh kelompok Abu Sayyaf,” demikian bunyi keterangan tertulis Kemenlu, Selasa (21/1/2020).
Konfirmasi diperoleh Kemenlu melalui tiga WNI yang dilepas Kelompok Abu Sayyaf. Mereka memastikan kelima WNI yang disandera dibawa oleh kelompok tersebut. (Bie)
Editor: Bobby