Jakarta, JurnalBabel.com – Anggota Komisi II DPR, Anwar Hafid, menilai wacana penerapan bekerja dari mana saja atau work from anywhere (WFA) bagi aparatur sipil negara (ASN) belum tepat dilakukan saat ini. Pasalnya, ada banyak hal yang harus dipersiapkan.
“Yang pertama tentu kesiapan SDM ASN itu sendiri,” kata Anwar kepada wartawan, kemarin.
Ia mengatakan, digitalisasi ASN harus dipastikan dulu 100 persen. Jangan sampai ketika WFA diterapkan justru ASN menjadi tidak produktif.
“Maksudnya tidak produktif, kalau mereka beralasan oke saya bekerja di mana saja padahal tidak bekerja, kan seperti itu. Kan mungkin karena teknologinya belum maksimal, kemampuan SDM ASN bekerja melalui teknologi itu juga belum maksimal kan sekarang,” ujarnya.
Kemudian hal lain yang juga dipersiapkan, yaitu sarana dan prasarana untuk melakukan WFA. Ketidaksiapan sarana dan prasarana hanya akan menimbulkan masalah.
“Jangan sampai karena sarana dan prasarana kita di Indonesia ini belum semua bagus, misalnya faktor jaringan internet dan sebagainya, kalau itu tidak bagus dan belum dijamin, itu akan menimbulkan problem,” ucapnya.
Selanjutnya, yang juga harus diperhatikan yaitu terkait pengawasan. Politikus Partai Demokrat itu berpendapat pembinaan ASN bukan hanya bekerja. Ia menilai ASN memiliki visi, yaitu bekerja secara administratif, dan pembina kehidupan kemasyarakatan.
“Nah bagaimana pembinaan mereka kalau bekerja di mana saja. Siapa yang mengawasi mereka?” kata dia.
Selain itu, perlu juga diatur agar penerapan WFA tidak disamaratakan di seluruh daerah. Anwar mengatakan, penerapan WFA harus dilakukan bertahap.
“Harus ada semacam pilot-pilot project di daerah provinsi mana, kabupaten mana yang sudah bisa dilakukan seperti itu,” tuturnya.
Menurut dia, masih banyak hal yang harus disiapkan dan diperbaiki sistem pembinaan ASN sendiri. Digitalisasi ASN itu, kata dia, harus benar-benar dipastikan sudah mantap sebelum wacana itu bisa dicoba.
“Kita angkat kemudian yang kedua harus pilot project, jangan sekaligus harus merata,” katanya. (Bie)