JurnalBabel.com – Indonesia akan menghadapi era bonus demografi tahun 2045 mendatang. Bonus demografi ini diharapkan menjadi momen penting dalam rangka mencapai tahun keemasan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Namun banyak kendala yang harus dilalui untuk mewujudkan bonus demografi agar menjadi berkah bagi masyarakat. Salah satu kendala ini adalah Stunting yang sedang menjadi perhatian pemerintah.
Hal ini ditegaskan anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Golkar, Wenny Haryanto, saat menggelar Kampanye Percepatan Penurunan Stunting yang dilaksanakan di wilayah Kelurahan Jatikramat, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, belum lama ini.
Melalui kegiatan ini, Wenny Haryanto menyatakan kembali mengenai bonus demografi yang akan dijelang Indonesia tahun 2045.
“Saat bonus demografi pada tahun 2045 nanti, sekitar 70 persen penduduk Indonesia berada pada usia produktif, yakni antara usia 15 sampai 64 tahun,” ungkap Wenny Haryanto mengawali pemaparannya.
Wenny mengungkapkan program pemerintah dalam rangka menekan jumlah penderita Stunting di Tanah Air.
“Bonus demografi itu akan terancam gagal kita raih apabila Stunting tidak dikendalikan, dan akibatnya Indonesia akan gagal meraih tahun keemasannya di tahun 2045 nanti,” ulas Wenny yang berasal dari Daerah Pemilihan Jabar VI meliputi wilayah Kota Bekasi dan Kota Depok ini.
Upaya penurunan Stunting ini, lanjut Wenny, dimulai pada Januari 2021 saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar Rapat Terbatas rapat terbatas antara Presiden dengan BKKBN.
“Dalam rapat terbatas dengan Presiden Jokowi saat itu, BKKBN diberikan tugas sebagai Ketua Penanganan Stunting, yang targetnya di tahun 2024 nanti harus mencapai 14 persen,” ungkapnya.
Wenny berharap upaya bersama yang dilakukan ini bisa mencapai target penurunan jumlah anak yang mengalami gangguan pertumbuhan atau stunting di Indonesia.
“Kita semua harus bekerja keras dan bahu-membahu demi kesehatan anak-anak kita, agar menjadi generasi penerus bangsa yang cerdas, sehat dan handal. Ingat bonus demografi, ingat Stunting,” pungkasnya