Jakarta, JurnalBabel.com – Anggota Komisi IX DPR, Irma Suryani Chaniago, menyatakan Indonesia harus memiliki rumah sakit kanker sekelas Rumah Sakit (RS) Kanker Dharmais Jakarta di setiap provinsi. Pasalnya, tingginya angka kematian akibat kanker menjadi alasan mengapa pelayanan kesehatan pada penyakit tersebut perlu merata di Tanah Air.
Hal itu dikatakan Irma Suryani berkaitan dengan peringatan Hari Kanker Sedunia setiap 4 Februari dalam keterangannya dikutip dari nasdem.id, Minggu (5/2/2023).
RS Kanker Dharmais yang diresmikan pada 1993 itu merupakan satu-satunya rumah sakit Pusat Kanker Nasional (PKN) dan menjadi rujukan utama kanker di Indonesia.
Selain minimnya rumah sakit kanker, Irma mengemukakan masalah lain dari penanganan penyakit tidak menular tersebut adalah minimnya jumlah dokter spesialis kanker.
Kekurangan dokter spesialis ini harus dicari terobosan dan alternatif. Salah satunya adalah mengizinkan dokter spesialis kanker dari luar negeri untuk berpraktik di Indonesia.
“Jumlah dokter spesialis kanker kita sedikit dan jika harus menunggu hasil dari omnibus Rancangan Undang-Undang (RUU) Kesehatan untuk hasilkan universitas-universitas yang mampu menelurkan dokter spesialis kanker untuk mencukupi kebutuhan, tentu tidak dapat mengejar, keburu penderita menjemput kematian karena kurangnya dokter, rumah sakit dan obat,” kata Irma Suryani.
Meski mendukung masuknya dokter spesialis kanker dari luar negeri, politisi Partai NasDem ini berharap agar pemerintah tetap menyiapkan dokter-dokter spesialis dari anak bangsa.
“Memang harus ada terobosan bersyarat, yaitu dengan mengizinkan dokter spesialis kanker dari luar negeri sampai kita mampu mencetak dokter-dokter spesialis kanker. Artinya kita butuh waktu minimal 5 atau 10 tahun untuk merealisasikan hal tersebut. Setelah itu regulasi diatur kembali agar tidak terjadi liberalisasi dokter spesialis kanker,” urainya. (Bie)