Jakarta, JurnalBabel.com – Anggota Komisi VI DPR, Amin Ak, mempertanyakan kepastian investasi Tesla di Indonesia ke Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia. Bahlil sendiri mengaku tak bisa menjawabnya.
Menurut Amin, selama ini informasi soal investasi Tesla di Indonesia sangat gegap gempita dan bombastis.
Terakhir, dia mengaku mendengar Tesla sudah bekerja sama dengan perusahaan smelter nikel China di Morowali untuk mendapatkan bahan baku baterai.
“Selama ini kita juga selalu dapat informasi dengan gegap gempita mengenai investasi Tesla di Indonesia, terakhir bahkan dia sudah ada hubungan dengan perusahaan China di Morowali,” ungkap Amin dalam rapat kerja yang dilakukan pada Rabu (21/9/2022).
Amin pun meminta penjelasan Bahlil soal hal tersebut. Dia menekankan pertanyaannya, apakah investasi Tesla ini bisa diteruskan atau hanya angin lewat belaka.
“Ini mohon penjelasannya, apakah ini angin segar saja? Bombastis sedemikian rupa dan senangkan kita saja, atau ini bisa direalisasikan,” tanya Amin.
Bahlil pun angkat bicara soal pertanyaan Amin. Namun, dia mengaku tak bisa bicara banyak soal progress investasi Tesla. Menurutnya, yang ditugasi untuk mengawal investasi Tesla bukan pihaknya.
Dengan gamblang dia menyebutkan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang ditugasi mengawal investasi Tesla ke Indonesia. Sejauh ini, pihak Bahlil hanya sedang fokus mengejar realisasi investasi Foxconn dari Taiwan ke Indonesia.
“Menyangkut Tesla, bahwa kami sesama pelat kuning antara kementerian tidak bisa mendahului. Kebetulan yang diberikan penugasan untuk Tesla ini Pak Menko saya, Pak Luhut. Kalau kami diberikan tanggung jawab urus Foxconn dari Taiwan,” ungkap Bahlil menjawab Amin AK.
Menurut Bahlil, yang paling pantas menjawab dan menjelaskan progress terkini dari investasi Tesla adalah Luhut.
“Mengenai Tesla kekiniannya sampai di mana? Kami belum ter-update, mungkin Pak Menko kami yang akan lebih kompeten dan detail untuk menjelaskan,” kata Bahlil.
Mengenai kabar Tesla mau melakukan pembelian olahan nikel dari Morowali, Bahlil membenarkan. Sejauh yang dia tahu sudah ada penjajakan komunikasi antara Tesla dengan perusahaan China di Morowali. Namun, kepastiannya seperti apa dia belum tahu.
“Apakah benar Tesla membeli material dari salah satu perusahaan di Sulawesi, saya katakan penjajakan komunikasinya benar adanya. Mereka minta produknya akan dibeli Tesla,” papar Bahlil.
Sebelumnya, Luhut memang pernah mengatakan produsen mobil listrik terbesar di dunia, Tesla Inc telah meneken kontrak membeli nikel dari dua perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Besaran nilai atas transaksi itu sebanyak US$ 5 miliar setara Rp 74,5 triliun (kurs Rp 14.900).
“Mereka sudah membeli, nah itu bagus, dua produk Indonesia satu dari Huayou, satu lagi di mana. Dia sudah tandatangan kontrak untuk lima tahun. Jadi tahap pertama dia sudah masuk,” katanya dalam acara CNBC Economic Update: Daya Tarik Investasi di Indonesia Pascapandemi, Senin (8/8/2022) yang lalu.
Sementara itu, untuk pembangunan pabrik otomotif oleh Tesla di Indonesia, Luhut mengatakan masih dalam tahap negosiasi.
“Tesla ini masih dalam negosiasi terus, karena Tesla ini masih sibuk dengan dalam negeri dia, dengan masalah Twitter dan sebagainya,” papar Luhut.
Sumber: detikfinance