Jakarta, JurnalBabel.com – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, dikenal dengan gagasan dan gebrakan yang bombastis. Hal itu tercermin lewat aksi bersih-bersih dan transformasi yang membawa dampak positif nyata bagi perusahaan negara.
Salah satunya yaitu penerapan talent pool di BUMN. Sistem ini menjadi wadah untuk mencari sosok pemimpin handal, yakni dengan mengorganisir talenta-talenta profesional di perusahaan negara.
Dalam prosesnya, tiap orang yang akan diangkat menjadi direktur di BUMN harus menjalani proses assessment dan proper test. Tim penilai bisa berasal dari internal perusahaan ataupun konsultan luar. Dan mendasarkan pada kapabilitas, profesionalitas, dan mendukung bisnis masa depan.
Pengamat sepak bola nasional, Assegaf Razak, menilai gagasan talent pool BUMN ala Erick Thohir untuk membenahi manajemen perusahan-perusahan BUMN sangat efektif dan tepat jika diterapkan dalam manajemen organisasi sepak bola Indonesia.
Menurut Assegaf, langkah sukses Erick mengelola BUMN tersebut dapat diterapkan di klub-klub sepak bola di Indonesia. Yaitu dengan cara mengorganisir talenta-talenta unggul untuk ditempatkan sesuai kemampuan. Karena bangsa ini memiliki banyak stok talenta bagus di sepak bola.
“Ini bagus, karena di situlah menghasilkan pemain-pemain yang punya talenta dan juga anak-anak muda semua kan. Karena pemain-pemain ini kan yang nanti bagaimana ke depan, harusnya memang pemain-pemain muda, tapi yang memang bertalenta,” kata Assegaf Razak saat dihubungi, Selasa (29/11/2022).
Assegaf pun memuji program talent pool ala Erick Thohir yang bisa diterapkan pada sistem seleksi dan pelatihan bagi Timnas Indonesia dan klub-klub liga Indonesia untuk melahirkan pemain-pemain muda berkualitas.
“Jadi bagus sekali, supaya pemain ini kan diberikan kesempatan kepada pemain muda yang mempunyai talenta termasuk mensupport Timnas Indonesia dan klub Indonesia kedepan,” ujarnya.
Menurut Assegaf, program talent pool ini sangat cocok dan bagus diterapkan pada sepak bola Indonesia, namun bukan untuk jangka pendek tetapi jangka panjang karena program talent pool ini membutuhkan waktu lama untuk sepak bola Indonesia lebih baik di masa mendatang.
“Harusnya memang diprogramkan, tapi jangan dulu melihat hasilnya tetapi bagaimana kita mulai dari sekarang, melihat proses, melihat talentanya. Jadi, jangan dulu berharap untuk sekarang tapi bagaimana kedepannya,” ucapnya.
“Kita ini harus memang menghargai proses. Proses itu artinya, kalau kita mau merencanakan, ini pemain-pemain bisa bermain di Piala Dunia nanti. Belum lahir tapi itu nanti kita programkan,” jelasnya.
Lebih jauh Assegaf mengatakan salah satu syarat Indonesia bisa bermain di sepak bola akbar (piala dunia) nanti, maka program-program baik yang ditawarkan Erick Thohir harus dipakai, karena hasil yang baik harus melewati proses yang panjang dan ketat.
“Jadi memang kita harus proses kalau mau, sekarang kita lihat bagaimana kalau mau berbicara di tingkat dunia, harus mulai dari proses,” ungkapnya.
Assegaf pun menilai, ke depan sepak bola Indonesia harus dipimpin oleh orang yang tepat, orang yang memahami betul sepak bola seperti Menteri BUMN Erick Thohir. Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah itu memiliki pengalaman yang tinggi dalam memanajerial klub bola di Eropa, yakni Inter Milan hingga dirinya sangat layak dan tepat memimpin perubahan sepak bola Indonesia.
“Saya kalau Erick Thohir, dia bagus. Erick Thohir ini kan pernah menjadi presiden di Inter Milan. Jadi, dia tidak asing lagi kalau di sepak bola,” akuinya.
“Artinya, pengalamannya juga cukup bagus. Kita kan menginginkan bagiamana sepak bola kita kedepan lebih bagus dari sekarang,” tutupnya. (Bie)