Sidoarjo, Jurnalbabel.com– Bupati Bangka Barat, Markus SH, didaulat menjadi keynote speaker (pembicara utama) dalam acara workshop evaluasi tindak lanjut program Regional and Urban Development Strategy (RUDS) yang dilaksanakan selama dua hari, mulai tanggal 6-7 Februari 2020 di Fave Hotel Sidoarjo, Jawa Timur.
Dalam workshop yang dibuka langsung Kepala Pusat Fasilitasi Kementerian Dalam Negeri Dr. Nelson Simanjutak SH, M.Si didampingi Presiden INADATA Consulting Erwin Tobing Ph.D, para kepala daerah Regional and Urban Development Strategy, para Sekretataris Daerah Kabupaten/Kota se-Jawa Timur, Forkopimda dan pimpinan OPD Sidoarjo terkait, Markus menyampaikan soal ikon baru Bangka Barat yang akan segera hadir yakni perpustakaan modern bertaraf nasional dan satu-satunya di Provinsi Bangka Belitung.
Selain itu, politisi PDI Perjuangan tersebut juga menjelaskan soal inovasi penanganan stunting di Bangka Barat.
“Perpustakaan harus bisa jadi destinasi baru untuk masyarakat bisa bersilaturahmi dan melakukan berbagai aktivitas, utamanya meningkatkan minat baca. Kami di Bangka Barat bersama Dinas Perpustakaan dan Kearsipan menyakinkan Pemerintah Pusat tentang apa yang sudah kita lakukan terhadap pengolaan perpustakaan kita. Misalnya menganggarkan anggaran yang besar untuk perpustakaan, beberapa kali mengirimkan perpustakaan desa untuk mengikuti perlombaan perpustakaan tingkat nasional mewakili Kabupaten maupun Provinsi. Dan akhirnya Pemerintah Pusat memberikan bantuan kepada Bangka Barat tahun 2020 ini pembangunan gedung perpustakaan modern dan mobil perpustakaan keliling. Ini tidak semua daerah bisa dapat,” terang Markus.
Adapun terkait permasalahan stunting, bupati muda dan inovatif ini menjelaskan upaya penanganan stunting adalah dengan kerja sama lintas sektor.
Jadi politik anggarannya tidak hanya di Dinas Kesehatan saja tapi dilibatkan pada lainnya seperti Bappeda, Lingkungan Hidup, Distanak dan OPD terkait lainnya.
“Kita juga berkoordinasi dengan pihak kementerian terkait dan Provinsi karena penanganan stunting tidak bisa dilakukan sendiri. Bangka Barat fokus dalam melaksanakan penanganan stunting, jadi di tahun pertama kita fokus menangani desa dengan angka stunting tinggi, baru di tahun-tahun berikutnya ke desa-desa yang lainnya,” beber Markus.
Berdasarkan data terupdate dari Dinas kesehatan, prosentasi stunting di Bangka Barat terus bergerak turun. Data riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2018 menyebutkan, angka stunting yang dialami bayi berusia di bawah dua tahun (Baduta) di Bangka Barat sebesar 25,54%. Sementara berusia di bawah lima tahun (Balita) di angka 33,27%.
Angka-angka tersebut mengalami penurunan signifikan di tahun 2019. Berdasar Aplikasi Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e- PPGBM), per 12 Desember 2019 angka stunting untuk kategori Baduta hanya 13,15% dan Balita hanya tersisa 16,62%.
Pemaparan Bupati Markus sebagai pembicara kunci dalam evaluasi program RUDS ini banyak mendapat apresiasi. Tak terkecuali Presiden INADATA Consulting, Erwin Tobing Ph.D karena dinilai berhasil menjalankan program RUDS.
Seperti diketahui, Bupati Markus termasuk salah satu dari para kepala daerah se-Indonesia yang mengikuti program eksekutif Regional and Urban Development Strategy (RUDS) Gelombang VI di University of California Irvine, mulai dari tanggal 18 hingga 26 November 2019 lalu.
Program RUDS tersebut dilaksanakan atas kerja sama Kementerian Dalam Negeri dan INADATA Consulting, LLC. dari Irvine, California, serta berbagai universitas di Amerika Serikat yang bertujuan untuk penguatan kapasitas pemerintah daerah di Indonesia dalam bidang perencanaan pembangunan daerah, pengembangan kompetensi, serta peningkatan daya saing daerah. [Fth]