Muntok, Jurnalbabel.com– Markus SH, Bupati Bangka Barat semakin manampilkan dirinya sebagai kepala daerah yang rendah hati dan tetap membumi.
Meski sebagai tokoh sentral di lingkungan Pemkab Bangka Barat, dia tidak serta merta menggunakan powernya untuk membungkam mereka yang bersebrangan dengannya, bahkan ‘melecehkannya’.
Tipikal karakter ini kian mendapat tempat tatkala Bupati Markus dengan begitu tulus memaafkan Erni Trisnawati, S. Pd seorang guru Bahasa Indonesia di SMKN 1 Tempilang yang sempat viral karena menyebut nama Bupati Bangka Barat dengan sapaan ‘Markus Horizon’.
Dalam video pendek berdurasi 1,24 menit yang dibuat pada 25 Februari 2020 dengan konten merekam interaksi tanya jawab bareng sejumlah siswa kelas X, Erni menanyakan kepada para siswa siapa pejabat Bupati Bangka Barat yang sedang menjabat saat ini. Para siswa tampak tak mengetahui nama Bupati Markus SH.
Erni mengaku salah dan khilaf karena telah gagal menunjukan perilaku dan kompetensi kepribadian sebagai seorang pendidik yang sejatinya menjadi tauladan.
“Saya mengakui, video yang viral itu karena kekhilafan saya. Memang saya selalu bikin video setiap kali mengajar untuk kepentingan koleksi pribadi. Saya pun baru sadar ternyata salah menyebutkan nama Pak Bupati setelah videonya viral. Mohon saya dimaafkan,” kata Erni di hadapan Bupati Markus di Muntok, Senin (2/3/2020).
Menanggapi permohonan maaf Erni, Bupati Markus mengatakan telah memaafkannya sembari berharap agar hal serupa tak lagi terulang di kemudian hari.
Apalagi, dilakukan seorang pendidik yang seyogyanya memiliki perilaku dan kompetensi memadai untuk mengembangkan peserta didik secara utuh.
“Jujur saya sangat menyayangkan ini bisa terjadi apalagi oleh seorang guru. Ini tidak hanya merugikan saya secara pribadi, tapi mencoreng dunia pendidikan Bangka Barat. Saya memaafkan ibu, tapi jangan diulangi lagi, jangan bikin gaduh. Kalau mau viralkan yang bagus-bagus misalkan prestasi siswa atau lainnya,” kata politisi PDI Perjuangan ini.
Markus berpandangan, profesi guru mempunyai kedudukan yang khusus dalam lingkungan sekolah. Perilaku dan penampilannya akan membekas dan banyak mewarnai kehidupan sekarang maupun yang akan datang.
“Guru dapat tampil dalam berbagai wajah dan diamati dalam berbagai wajah pula. Posisi guru yang khas di sekolah dengan beragam perhatian, menuntut suatu kompetensi kepribadian yang lebih dibandingkan profesi lain. Ini yang harus ada dalam diri para pendidik kita,” tegas Markus bijak.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bangka Barat Drs. Rukiman mengaku sangat prihatin apalagi guru yang merupakan pendidik menyampaikan jawaban yang keliru.
“Saya harus katakan jujur prihatin soal ini. Kita mengenal pemeo ‘guru harus bisa digugu dan ditiru’ dan ‘guru kencing berdiri, murid kencing berlari’. Dalam pemeo tersebut tersirat pandangan serta harapan tertentu dari masyarakat/orangtua murid terhadap guru. Dalam kedudukan seperti itu, guru tidak lagi dipandang hanya sebagai pengajar di kelas, namun darinya diharapkan pula tampil sebagai pendidik terhadap anak didiknya di sekolah, dengan memberikan teladan yang baik,” beber Rukiman.
Ke depan, sambung Rukiman, pihaknya akan berkoordinasi dengan para kepala sekolah dan guru agar dalam proses pembelajaran nantinya lebih memperhatikan konten lokal, kearifan lokal setempat.
“Pengetahuan di sekeliling kita ini penting jadi tidak hanya tau hal yang jauh di sana tapi melupakan yang terdekat. Ini yang perlu kita ingatkan lagi,” pungkasnya. [Fth]
Editor: Stefanus H. Lopis