Jakarta, JurnalBabel.com – Anggota Komisi IX DPR, Irma Suryani Chaniago, mendesak Badan Gizi Nasional (BGN) untuk terus mengevaluasi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) yang belum memenuhi standar.
Hal tersebut penting agar potensi kasus keracunan makanan pada program MBG bisa ditekan hingga nol persen.
“Masih ada dapur-dapur yang belum memenuhi standar secara ukuran yang ditetapkan, kecil dan ventilasi udara serta drainase yang belum sesuai dibeberapa daerah, dan ini butuh evaluasi karena tentu tidak sehat,” ujar Irma Suryani kepada wartawan, kemarin.
Irma mengungkapkan, dalam beberapa sidak disaat reses masih menemukan dapur yang beroperasi dengan kondisi yang tidak sesuai standar.
Antara lain tempat bahan penyimpanan makanan kering digeletakan dilantai, bahan diterjen masih dicampur jadi satu di tempat penyimpanan bahan kering.
“Bahkan masih ada dapur dengan pencucian food tray dilakukan diluar gedung karena sempit dan baru disimpan setelah kering,” ungkapnya.
Untuk itu, politisi Partai NasDem itu meminta BGN secara bertahap dan terus menerus melakukan evaluasi terhadap dapur yang belum memenuhi standar tersebut. Sebab dapur yang belum memenuhi standar tersebut berpotensi menyebabkan terjadinya kasus keracunan.
“Dapur yang seperti ini meskipun belum terjadi keracunan tapi potensi keracunan. Saya yakin akan timbul melihat kondisi dapur yang kurang memadai,” kata Irma.
Menanggapi keputusan BGN yang akan menghentikan sementara distribusi MBG awal tahun 2026, Irma berharap jeda tersebut dimanfatkan BGN secara optimal.
“Saya kira BGN butuh waktu untuk pebenahan sistem selama satu minggu. Untuk hari-hari tersebut digunakan BGN sebagai persiapan pembenahan dapur, distribusi, pembenahan sumber daya manusia, serta penguatan standar keamanan pangan. Tentu itu baik bagi evaluasi dan kontrol terhadap kesiapan awal tahun,” pungkas legislator asal dapil Sumatera Selatan ini.
