Jakarta, JurnalBabel.com – Indonesia menargetkan pada 2060 zero emisi dari bahan fosil yang saat ini sudah mulai digencarkan atau disosialisasikan oleh pemerintah kepada masyarakat penggunaan kendaraan listrik.
Minat masyarakat pun sempat meningkat penggunaan kendaraan listrik, terutama pada saat pergelaran Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Tahun 2022 yang digelar di Bali. Namun, akhir-akhir ini minat tersebut agak berkurang karena masalah pengisian baterai yang tidak efesien dan jarak tempuh yang tidak maksimal.
Sebab itu, Anggota Komisi VII DPR, Sartono Hutomo, mendorong Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN fokus dan serius dalam meningkatkan riset mengenai baterai kecil, awet/tahan lama digunakan, harga terjangkau dan berkualitas tinggi.
“Ini jadi permasalahan juga, kalau bisa linier begitu dengan realitas yang dihadapi sekarang dan BRIN bisa fokus, tentu ada kerjasama-kerjasama. Dalam hal ini DPR RI memberikan support dorongan untuk itu, kebijakan keputusan apa yang bisa mengakserasi proses percepatan daripada penelitian dari sektor mobil listrik, khususnya baterai ini,” kata Sartono dalam rapat dengar pendapat Komisi VII DPR dengan Kepala BRIN di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (29/11/2023).
Sartono menambahkan, riset baterai kendaraan listrik ini suka tidak suka harus dilakukan. Pasalnya, dunia internasional akan meratifikasi penggunaan energi ramah lingkungan.
“Nah ini kalau bisa fokus, saya kira projek besar dan pasarnya juga besar. Tapi dimulai di Indonesia dulu. Dalam hal ini kita juga perlu keputusan politik untuk itu,” pungkas politisi Partai Demokrat ini.
(Bie)