Jakarta, JurnalBabel.com – Anggota Tim Pengawas Haji DPR, Muhammad Husni, meminta Kementerian Agama (Kemenag) mengevaluasi total penyelenggaraan Ibadah Haji. Menyusul, Tim Pengawas Haji DPR RI banyak menemukan permasalahan yang dialami oleh para jemaah haji Indonesia pada pelaksanaan ibadah haji tahun ini.
Salah satunya, ungkap Husni, yang menjadi sorotan Tim Pengawas Haji DPR yakni banyak jemaah haji Indonesia terlantar saat di Muzdalifah selama 12 jam. Padahal, disana tidak ada tenda, air dan makanan.
Anggota Komisi VIII DPR Fraksi Gerindra ini mengaku mendapat kabar bahwa hal itu terjadi karena pihak pemerintah Arab Saudi menyiapkan 21 bus untuk jemaah haji Indonesia, namun hanya 5 bus yang bisa mengakut ke Mina dengan jarak yang tidak terlalu jauh, hanya 5 km ke Muzdalifah. Bus lainnya justru mengakut jemaah haji negara lain.
“Jadi memang harus evaluasi total ini dan kerjasama dengan pemerintah Arab Saudi dicermati secara seksama bahwa kita harus ikut di dalam sistem masyair yang mereka buat. Jangan sampai kebobolan seperti 2023 ini,” kata Husni saat dihubungi, Minggu (2/7/2023).
Begitu juga ketika sampai di Mina, disana setengah kamar mandi untuk jemaah haji Indonesia tidak bisa gunakan karena tidak ada air.
“Jadi tersiksa banget jemaah haji Indonesia,” sesalnya.
Begitu juga tempat tidur yang tidak memadai untuk para jemaah haji Indonesia. Bahkan ada penyerobotan tenda di Arafah oleh jemaah haji yang pakai visa turis banyak masuk ke tenda-tenda jemaah haji Indonesia.
Sebab itu, legislator asal Dapil Sumatera Utara ini mengatakan Komisi VIII DPR akan memanggil Menteri Agama seusai penyelenggaraan ibadah haji tahun ini selesai.
“Tentunya kita akan mengevaluasi dari pada haji 2023 dengan Kemenag. Pelaksanaannya, cateringnya, hotelnya, karena Kemenag menjanjikan haji ramah lansia, ternyata tidak ada makanan untuk lansia,” ungkapnya.
“Kemudian tidak ada kendaraan yang disiapkan Kemenag untuk para lansia yang jarak ke Mina kurang lebih 7 km,” pungkasnya.
(Bie)