Jakarta, JurnalBabel.com – Anggota Komisi IV DPR, Bambang Purwanto, mengapresiasi kinerja Kementerian Pertanian (Kementan) di tahun 2025 sekaligus meminta di 2026 dapat meletakan pondasi swasembada dan ketahanan beras berkelanjutan.
Demikian hal disampaikannya menanggapi catatan dan refleksi atas kinerja Kementan atau sektor pertanian RI pada tahun 2025. Di tahun ini, Kementan mencatatkan kinerja cemerlang sepanjang 2025. Produksi beras nasional pada 2025 menunjukkan lonjakan signifikan dan menjadi sinyal positif langkah besar Indonesia menuju swasembada pangan.
“Indonesia mampu swasembada lebih cepat dari perkiraan awal. Hal ini perlu diapresiasi bahwa kinerja Kementan baik dan harus mampu meletakan pondasi ketahanan beras berkelanjutan,” kata Bambang Purwanto kepada wartawan, Sabtu (27/12/2025).
Lebih lanjut ia berharap, Kementan tetap dapat merawat semangat para petani guna menjaga keberlanjutan swasembada beras. Ia menyarankan, Kementan memperhatikan hal-hal yang mempengaruhi produksi beras.
“Agar semangat petani tetap terjaga asal penghasilan petani meningkat. Artinya perlu memperhatikan hal-hal yang mempengaruhi produksi, seperti menjaga kesuburan lahan, benih unggul, JUT dan irigasi dalam kondisi baik, alsintan pra maupun pasca panen tersedia, pupuk serta pendampingan. Selain menjaga stabilitas harga gabah tetap stabil,” jelasnya.
Selain itu, politisi Partai Demokrat ini meminta Kementan dapat menjaga gairah sekaligus meningkatkan kesejahteraan para petani ke depan. Ia mendorong adanya gebrakan agar hasil per ha saat ini dari rata-rata 5.2 ton/ha bisa dipacu menjadi 10 ton/ha beras.
“Dan ini sudah dicoba di Kabupaten Pulpis tinggal mengembangkan di daerah lain dengan catatan menggunakan benih hibrida mapan dengan penambahan perlakuan diberi kotoran ternak 10 zak/ha,” ungkapnya.
Ia melanjutkan, penambahan perlakuan kotoran ternak juga diperlukan lantaran tanah pertanian RI sudah mulai kritis akibat penggunaan pupuk kimia dalam jangka waktu cukup lama. Oleh sebab itu, penambahan kotoran ternak sebagai pupuk organik sangat penting bagi petani.
“Sekaligus ke depan petani perlu diberikan bibit ternak sapi untuk menunjang swasembada beras berkelanjutan yang sekaligus untuk swasembada daging,” ujarnya.
Legislator asal dapil Kalimantan Tengah ini meyakini, bila produktivitas mencapai 10 ton/ha turut akan mendorong semangat petani untuk memilihara sapi. Hal ini akan menunjang penyediaan pupuk organik semangat petani akan meningkat.
“Dan menarik minat generasi muda tani untuk terjun ke pertanian karena petani sejahtera,” pungkasnya.
