Jakarta, JurnalBabel.com – Pemerintah melalui Kementerian BUMN mendatangkan 20 alat polymerase chain reaction (PCR) yang telah dibeli dari perusahaan farmasi asal Swiss, Roche, pada Rabu (8/4/2020).
Alat ini dapat dengan cepat menentukan hasil seseorang positif terkena virus corona (Covid-19) atau tidak dibandingkan dengan Rapid Test. Selain kecepatan, PCR yang baru tiba di Indonesia pada hari ini juga dapat digunakan sampai 10.000 pengujian per hari.
Alat ini akan dibagikan ke beberapa Provinsi seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan hingga Papua.
Gugus Tugas Penanganan Covid-19 juga mendapat bantuan dari Korea Selatan. Bantuan diserahkan langsung Dubes Korea Selatan untuk Indonesia, Kim Cang-Beom. Bantuan yang diberikan antara lain alat tes berupa PCR Kit. Dubes Korsel menyatakan bantuan ini diberikan karena kedekatan kedua Negara sebagai mitra yang strategis.
Sayangnya, pembagian alat tersebut tidak merata di seluruh Indonesia. Padahal Indonesia negara kepulauan. Oleh karena itu, anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat Bambang Purwanto meminta pembagian alat tersebut harus tepat sasaran.
Pasalnya, kata dia, masyarakat di luar Pulau Jawa, ketika ingin melakukan test Covid-19 yang akurat harus ke Pulau Jawa, karena alat laboratorium lebih lengkap disana. Sementara untuk menuju ke Jawa pastinya menggunakan jalur penerbangan.
Masalahnya, ungkap dia, saat ini beberapa maskapai penerbangan sudah ada yang memberhentikan penerbangannya karena jumlah penumpang yang berkurang, meskipun pemerintah melarangnya. Kondisi seperti ini juga pasti sama untuk daerah Kepulauan yang lain. Dengan demikian, ketika jalur penerbangan berhenti pasti akan mengalami kesulitan terkait penanganan Covid-19 di daerah.
“Kalau tidak tepat sasaran pembagian alatnya, terutama ke daerah-daerah kepulauan yang sudah masuk zona merah seperti Kalimantan, bermasalah juga ini. Itu mungkin yang tidak terpikirkan oleh pemerintah pusat,” kata Bambang Purwanto saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (11/4/2020).
Lebih lanjut legislator dari daerah pemilihan Kalimantan Tengah (Kalteng) ini juga mengungkapkan di daerahnya tersebut ada penemuan pemeriksaan Rapid Test Covid-19 menggunakan alat dari China tidak akurat, walau tidak semua.
Anggota Komisi IV DPR ini mengapresiasi Pulau Kalimantan, tepatnya Kalimantan Timur (Kaltim) mendapat alat dari Swiss itu. Namun, katanya, jarak tempuh dari Kalteng menuju Kaltim menggunakan jalur darat, membutuhkan waktu satu setengah hari karena luas wilayah Kalteng itu tiga kali Pulau Jawa. Hal ini tentu tidak efektif dalam mempercepat penanganan Covid-19.
Sementara, tambah dia, Kalteng sudah masuk zona merah Covid-19 yang per hari ini sudah dua orang meninggal dunia. Sebab itu, ia menegaskan pembagian alat test dari Swiss itu harus tepat sasaran.
“Makanya daerah yang masuk zona merah luar Pulau Jawa, harus di kasih (alat PCR dari Swiss-red) biar cepat mengetahui yang kena (Covid-19). Sehingga lebih mudah untuk mengatasinya,” tegas Bambang Purwanto menandaskan. (Bie)
Editor: Bobby