Jakarta, JurnalBabel.com – Anggota Komisi V DPR, Anwar Hafid, meminta pemerintah dalam hal ini Dirjen Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), untuk turut melakukan pembinaan terhadap kontraktor-kontraktor lokal.
Untuk itu, ia berharap Dirjen Bina Konstruksi kementerian PUPR mempunyai kebijakan yang dapat membantu para kontraktor lokal tersebut untuk memiliki kesempatan yang sama dalam proses pembangunan-pembangunan infrastruktur daerah.
“Concern saya tolong diberi kesempatan kepada kontraktor lokal kita, siapapun mereka untuk bisa ikut memiliki kesempatan yang sama. Kita tahu aturannya jelas tapi kita juga harus punya kebijakan dan kebijaksanaan, karena kita ingin menghidupkan juga mereka. Tidak semata-mata untuk supaya kita menjalankan semua kegiatan kita dengan baik tanpa ada masalah, tapi kita punya misi. Kita ini pemerintah dalam hal pemberdayaan pemberdayaan kepada masyarakat setempat, masyarakat lokal, kontraktor lokal kita,” jelas Anwar Hafid dalam Rapat Kerja Komisi V bersama Dirjen Bina Konstruksi kementerian PUPR di Gedung Nusantara, Jakarta, Selasa (20/6/2023).
Menurutnya, selama ini kontraktor lokal selalu kalah bersaing dalam tender dengan kontraktor nasional karena dinilai lebih berpengalaman. Padahal, Anwar menilai para kontraktor lokal ini tidak kalah dalam berbagai aspek dengan dengan kontraktor nasional.
“Sementara kontraktor lokal kita sesungguhnya memiliki kemampuan yang hampir sama di sisi permodalan, dari sisi peralatan, dari sisi lain-lain kualitas pengalaman dan sebagainya, mereka memiliki itu. Tapi mereka selalu kalah karena memang diakui bahwa kalau dilakukan persaingan secara administrasi pasti mereka kalah,” jelas Politisi Fraksi Demokrat ini.
Lebih lanjut, Anwar menegaskan sudah saatnya menghilangkan stigma negatif mengenai pengusaha lokal.
”Sudah cukup lama Indonesia ini merdeka dan apa yang menjadi stigma bahwa orang lokal itu tidak mampu itu sudah harus kita tinggalkan. Harus kita kedepankan upaya kita untuk membina, pembinaan. Jadi, kita tidak semata-mata proses pembangunan konstruksi dan sebagainya tapi ada usaha pembinaan, menghidupkan (usaha lokal),” sambungnya.
Di akhir, ia berharap dengan dilakukannya pembinaan ini para kontraktor lokal ini bisa berkembang dan suatu saat nanti juga bisa bersaing bahkan menjadi kontraktor nasional.
”Yang perlu kita kedepankan itu adalah proses pembinaan, menghidupkan kontraktor kontraktor lokal kita sehingga mereka juga suatu saat bisa menjadi kontraktor nasional. Kapan mereka bisa diberi kesempatan misalnya kalau kita tidak pernah membuka diri. Kalau istilahnya setiap tender itu, itu lagi itu lagi dia lagi dia lagi (pemenangnya),” tutupnya.
(Bie)