Jakarta, JurnalBabel.com – Anggota Komisi IV DPR, Ihsan Yunus, meminta Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membuat langkah-langkah mitigasi untuk mengantisipasi kebijakan pembuangan air limbah Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) ke Samudra Pasifik oleh Jepang yang sudah mulai dilakukan sejak Agustus 2023 lalu.
Lebih spesifik, Jepang membuang air limbah dari PLTN Fukushima yang hancur sejak Kamis (24/8/2023) pekan lalu. Lebih dari satu juta metrik ton air radioaktif yang telah diolah dari PLTN dialirkan ke laut Pasifik.
“Jepang segera melepas limbah air radioaktif nuklir, saya minta ini jadi perhatian kita semua,” kata Ihsan Yunus saat rapat dengar pendapat Komisi IV DPR dengan KKP di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (5/9/2023).
Menurutnya, pembuangan air limbah tersebut kemungkinan besar akan berpengaruh terhadap perikanan dan kelautan di Indonesia. Pasalnya, ancaman terhadap ikan bermigrasi yang ada di Indonesia. Ikan tersebut akan terkena pencemaran saat sedang melakukan migrasi dari perairan Indonesia ke perairan Samudera Pasifik.
Ikan yang paling rentan terkena dampak tersebut, adalah Tuna Madidihang atau Tuna Sirip Kuning (Yellowfin Tuna/YFT). Ikan dengan nama ilmiah Thunnus albacore itu, selama ini sudah menjadi andalan ekspor bagi Indonesia.
Mengingat ikan tersebut bersifat shared, stradling, dan highly migratory, maka pengelolaannya dilakukan secara regional. Dengan demikian, ada banyak negara yang terlibat dalam pengelolaan ikan tersebut.
Sebab itu, politisi PDIP asal Jambi ini menegaskan, “Maka harus ada langkah-langkah mitigasi untuk antisipasi kedepannya seperti apa yang akan kita lakukan.”
(Bie)