Jakarta, JurnalBabel.com – Agenda debat ketiga calon presiden 2024-2029 telah digelar Minggu 7 Januari 2024. Debat diwarnai saling serang antar kandidat calon presiden.
Usai melihat Debat ketiga Capres 2024, sebelumnya Anggota Komisi II DPR Fraksi Gerindra, Supriyanto, memprediksi elektabilitas Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka semakin meroket, meninggalkan kandidat lainnya Anies-Cak Imin, dan Ganjar-Mahfud MD.
Analisis ini dilakukan dalam perspektif sosialigis-sosiokultural. Masyarakat Indonesia punya karakter harmonik, dengan corak keselarasan, menjunjung tinggi nilai tata krama.
Pada umumnya masyarakat tidak suka kepada figur tokoh yang menyerang, termasuk dalam debat calon presiden- wakil presiden.
“Gaya offensif agresif untuk menjatuhkan lawan debat, tidak akan mendapatkan simpati publik, tetapi justru berdampak buruk secara elektoral. Gaya ini cuma memuaskan pendukung fanatiknya, namun tidak bisa menambah suara dari kelompok masyarakat lainnya,” kata Supriyanto, Kamis (11/1/2023).
Selanjutnya Supriyanto menambahkan bahwa Anies Baswedan bisa saja dipersepsikan oleh publik melakukan serangan agresif ke Prabowo Subianto pada debat capres ketiga.
“Kondisi ini justru menguntungkan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka secara elektoral,” ungkapnya.
Apalagi, jika Anies dianggap menyerang Prabowo secara personal di luar konteks debat. Maka Anies Baswedan berpotensi dipersepsikan sebagai tokoh yang tidak beretika, oportunis, menghalalkan segala cara demi meraih kekuasaan.
“Prabowo Subianto adalah tokoh yang punya andil besar, mengantarkan Anies Baswedan sebagai gubernur DKI Jakarta pada pilkada tahun 2017,” jelasnya.
Supriyanto memaparkan bahwa kondisi ini juga tercermin dari penurunan elektabilitas Ganjar Pranowo yang disinyalir salah satu faktornya adalah karena menyerang kebijakan presiden Joko Widodo.
Lebih lanjut Supriyanto menilai para kandidat capres-cawapres, harus menampikan gaya debat yang elegan, bukan malah menjatuhkan lawan debat.
“Penilaian Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan terhadap kinerja kementerian pertahanan di bawah komando Prabowo Subianto terlalu berlebihan, tidak didasari argumentasi yang kuat, dan terkesan ngawur. Ganjar Pranowo memberi nilai 5 (dari skala nilai 1-10). Sedangkan Anies Baswedan memberi nilai 11 (dari skala nilai 1-100),” ungkapnya.
Masih kata Supriyanto, menteri pertahanan Prabowo Subianto terbukti punya kinerja yang moncer, dengan tingkat kepuasan tinggi.
Menurut hasil survei LSI Prebruari 2021, tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menempati posisi tertinggi di angka 75 % .
Sedangkan dari hasil survei dari Poltracking Indonesia Nopember 2022, tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Prabowo Subianto di posisi teratas dengan angka 61.4 %.
Sementara itu berdasarkan hasil survei dari Poltracking Indonesia Maret 2023, Tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja menteri Prabowo Subianto di posisi tertinggi dengan angka 64,8 %.
(Bie)