Jakarta, JURNALBABEL.COM – Kabar skandal perselingkuhan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto terus bergulir. Banyak pihak yang ikut menyoroti persoalan pribadi yang mendera Menko Perekonomian ini.
Pengamat politik dari Sekolah Tinggi Ilmu Pemerintahan Abdi Negara (STIP-AN) Efriza, jika tidak segera diklarifikasi, kabar hubungan terlarang yang diungkap wanita bernama Rifa Handayani itu jelas mempengaruhi elektabilitas Airlangga sebagai ketua umum dan kandidat calon capres dari Partai Golkar. Bahkan sudah pasti juga berpengaruh pada partai berlambang Pohon Beringin itu.
“Pasti berpengaruh, Publik akan punya penilaian sendiri. Kalau semakin menurun elektabilitas Golkar dan semakin berat bertarung di 2024. Petinggi dan seluruh elemen Golkar mau tidak mau harus pikir ulang,” kata Efriza Rabu (5/1/2022).
Setelah munculnya kabar perselingkuhan yang diduga melibatkan Airlangga, Efriza mengatakan, ada beberapa opsi yang bisa dilakukan Golkar untuk menghadapi Pemilu 2024.
Meskipun Efriza sangat menyayangkan jika hal terburuk itu benar terjadi. Pasalnya, partai yang identik dengan warna kuning itu merupakan partai politik yang dominan di tanah air, juga terkenal memiliki kader yang loyal dan signifikan.
“Nah ini kan tidak bagus juga kalo akhirnya menjadi seperti itu, sementara Golkar ini sedang bagus-bagusnya dalam posisi popularitas dan elektabilitas,” katanya.
Sementara itu, Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi berpendapat, kasus dugaan perselingkuhan yang menerpa Ketua Umum (Ketum) Partai Golongan Karya (Golkar), Airlangga Hartarto harus segera diselesaikan sendiri oleh bersangkutan.
Dirinya menyebut jika tidak segera diselesaikan, maka akan menjadi “bola panas” di internal Golkar. “Ini menyangkut masalah moral, apalagi disertai laporan. Ini bisa menjadi ancaman posisi dia (Airlangga Hartarto) jadi ketua umum partai. Dan sudah menjadi kehebohan di internal partai Golkar, serta mengguncang internal Golkar,” kata Arbi.
Untuk menyelematkan Partai Golkar dari dampak isu perselingkungan, Airlangga disarankan mengambil sikap tegas. Dia juga disarankan untuk menjelaskan kepada publik pokok persoalan yang membelit dirinya.
“Masa depan Golkar saat ini tergantung AH sendiri, bagaimana menyikapi. (Sebaiknya) diselesaikan saja,” katanya.
Sebelumnya, Ketua Umum Parpol berinisial AH, dilaporkan seorang wanita bernama Rifa Handayani ke Mabes Polri. Selain, AH, istrinya berinisial YA juga dilaporkan ke Mabes Polri, Selasa (14/12/2021). Yang mana AH dan YA dilaporkan atas tuduhan ancaman dan intimidasi yang dilakukannya di media sosial dengan sangkaan UU ITE.
Rifa sendiri ngotot agar AH bertanggung jawab secara hukum lantaran telah mengancam keselamatan dirinya dan harga diri keluarga. Rifa mengatakan, dirinya tidak akan mundur ataupun berdamai dengan AH yang juga salah satu menteri Presiden Joko Widodo tersebut. Sebab, dirinya dan sang suami sakit hati telah dituduh memeras melalui surat somasi.
“Jadi sebelum saya mengungkap aib ini dan melakukan pelaporan, saya dan suami disomasi dan isinya dituduh memeras. Akhirnya suami saya sakit hati karena dituduh memeras. Jadi kami tidak terima untuk berdamai, kalau saya berdamai nanti saya dianggap membenarkan tuduhan memeras yang di surat somasi itu,” kata Rifa saat mengelar jumpa pers di FX Senayan, Jakarta, Sabtu Malam (18/12/2021).
Rifa menjelaskan, sebelum kasus ini dia ungkap, sang suami dan dirinya telah meminta AH untuk bertemu tetapi AH selalu menolak. Permintaan itu dilakukan suaminya saya melalui telepon hingga email.
“Suami saya hanya minta bertemu berempat, saya, suami saya, si AH dan istrinya. Tapi AH selalu tidak bisa. Malahan, akhirnya suami saya dituduh memeras. Marahlah suami saya, lantaran dituduh memeras. Akhirnya Saya diminta untuk membela harga diri dengan cara mengungkap semua ini,” jelas Rifa.
Selain itu, kata Rifa, dirinya melakukan semua ini mengungkap aib dirinya sendiri ke publik sebagai bentuk tanggung jawab dirinya ke suami lantaran telah melakukan perselingkuhan.
“Bagaimanapun perselingkuhan itu, kedua orang yang melakukan perselingkuhan salah, baik si wanita dan si pria tidak punya moral. Nah, yang saya lakukan sekarang ini sebagai bentuk rasa tanggung jawab saya ke suami karena telah melakukan perselingkuhan, saya tidak punya moral tapi memiliki tanggung jawab atas moral yang saya lakukan,” katanya.
“Sedangkan si AH sudah tidak punya moral, tidak bertanggung jawab. malah jahat memutarbalikan fakta, malah menuduh kami memeras,” ucapnya lagi.
Disinggung, kenapa baru sekarang mengungkap kasus ini menjelang Pemilu 2024? Rifa beralasan tidak tidak mencari momen untuk mengungkap kasus ini jelang 2024. Rifa juga mengatakan, bahwa dirinya dan suami tidak mengerti akan agenda politik di Indonesia. Hanya saja, momen pengungkapan kasus ini bertepatan dengan agenda politik Pemilu 2024 mendatang.
Mengenai adanya tuduhan dirinya ditunggangi lawan politik untuk mengungkap aib AH, Rifa mengatakan dengan tegas bahwa dirinya tidak ditunggangi oleh siapa pun. Dirinya hanya melakukan ini sendiri dengan restu dari suaminya.
“Kalau misalnya saya ditunggangi, kerugian di saya apa. Hal negatif apa yang saya terima kalau ditunggangi. Yang jelas, saya tidak mengerti politik. Yang penting saya tidak mengajak-ngajak orang, tidak minta tolong orang, dan saya berdiri sendiri,” pungkasnya.