Jakarta, JurnalBabel.com – Aksi bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar , Bandung, mengejutkan masyarakat. Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto yang menjunjung tinggi perdamaian mengecam keras tindakan brutal tersebut.
“Sangat disesalkan, apalagi hal itu terjadi di tengah kondisi yang relatif kondusif. Pak Airlangga junjung tinggi perdamaian, Golkar mengecam keras aksi bom bunuh diri itu,” ungkap Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Supriansa, di Gedung Parlemen, Senayan, Rabu (7/12/2022).
Bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung, Rabu pagi, mencederai 10 orang, termasuk sembilan anggota polsek yang seorang di antaranya meninggal dunia.
Pelaku bom bunuh diri belakangan diketahui bernama Agus Sujatno (34), beralamat di Kecamatan Batununggal, Kota Bandung, namun terakhir tinggal di Sukoharjo, Surakarta.
Menurut keterangan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di lokasi kejadian, AS adalah pelaku bom di Cicendo pada 2017. AS ditangkap dan menjalani empat tahun hukuman di Nusakambangan.
Pada Oktober 2021 napiter yang berafiliasi dengan JAD tersebut mendapat pembebasan bersyarat. Kapolri menyebut aksi AS dilatarbelakangi oleh kekecewaan atas pengesahan RKUHP.
Supriansa yang juga Ketua Badan Advokasi Hukum dan HAM DPP Golkar ini meminta masyarakat tidak terpancing oleh isu-isu terkait aksi bom bunuh diri tersebut. Dia berpesan kepada masyarakat agar jangan sampai aksi tersebut menimbulkan riak-riak.
“Biarkan aparat berwenang bekerja, apalagi Kapolri sudah langsung turun tangan, dan bahkan sudah memberikan keterangan sejelas-jelasnya,” kata anggota Komisi III yang membidangi masalah hukum tersebut.
Ia yakin dengan kinerja aparat kepolisian dan juga BNPT (Badan Nasional Penanggulan Terorisme) yang pastinya juga langsung turun tangan.
“Kita percaya bahwa BNPT dan pihak kepolisian seperti biasa akan bahu membahu menyelidiki aksi bom bunuh diri tersebut,” katanya.
Kerja sama aparat kepolisian dan BNPT dalam menyelidiki kasus tersebut tentunya ditunggu masyarakat.
Menurut Supriansa, aksi brutal melalui bom bunuh diri bisa menumbuhkan ketidaknyamanan di masyarakat. Apalagi Indonesia menghadapi tahun-tahun politik menyongsong Pemilu 2024.
“Jangan sampai situasi atau kondisi di masyarakat menjadi tidak menentu,” tegas mantan Wakil Bupati Soppeng ini.
(Bie)