Jakarta, JurnalBabel.com – Anggota Komisi IV DPR, Bambang Purwanto, menyoroti harga beras di pasaran yang masih mahal di masyarakat, padahal produksi di dalam negeri melimpah.
Menurutnya, ada yang keliru dalam hal produksi beras. Sebab itu, ia meminta Kementerian Pertanian (Kementan) perbaiki kualitas produksi gabah.
“Produksi banyak tapi harga mahal. Menurut hemat saya ada satu hal kurang tepat, yaitu kualitas produksinya harus diperbaiki,” kata Bambang Purwanto dalam rapat kerja Komisi IV DPR dengan Wakil Menteri Pertanian di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/9/2025).
Pria yang biasa disapa PakDhe ini menambahkan, apabila kualitas produksi gabah ini baik maka bisa menurunkan harga hingga 30 persen dari gabah kering panen sampai ke beras.
Selain itu, politisi Partai Demokrat ini menyoroti lahan cetak sawah. Ia menilai hal tersebut perlu disoroti karena banyak lahan yang hilang.
Ia mengatakan, apabila kualitas cetak sawah yang dibuat oleh Kementan tidak baik, maka berdampak pada pekerja di lapangan juga tidak berkualitas.
“Ini mohon dijelasnya karena ini pengaruhnya sangat besar terhadap tingkat produktivitas kedepan,” kata PakDhe.
“Atas dasar apa menunjukan lokasi itu, petaninya siapa, jangan sampai setelah dibuk tidak ada yang melanjutkan. Ini menjadi masalah berikutnya,” pungkas legislator asal dapil Kalimantan Tengah ini.
Diketahui, harga rerata beras premium dan medium masih melampaui harga eceran tertinggi (HET) pada Selasa (16/9/2025). Menyitir Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada pukul 08.25 WIB, harga rata-rata beras premium di tingkat konsumen mencapai Rp16.002/kg secara nasional. Harganya naik 7,4% dari HET nasional beras premium yang dipatok sebesar Rp14.900/kg.
Kenaikan harga beras premium terjadi di semua wilayah, di zona 1 senilai Rp15.322/kg, zona 2 senilai Rp16.351/kg, dan zona 3 senilai Rp18.500/kg. Adapun HET beras premium di zona 1 adalah Rp14.900/kg, zona 2 senilai Rp15.400/kg, dan zona 3 senilai Rp15.800/kg.
Tak hanya itu, harga rata-rata beras medium naik di sejumlah wilayah. Namun secara rata-rata nasional naik tipis menjadi Rp13.709/kg. Harga beras tersebut naik 1,55% dari HET nasional yang semestinya di level Rp12.500/kg.
Harga rata-rata beras medium di zona 1 dibanderol Rp13.361/kg, zona 2 senilai Rp13.581/kg, dan zona 3 senilai Rp16.208/kg.
Adapun, harga rata-rata beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) atau beras Bulog turun sebesar 0,49% dari HET nasional Rp12.500/kg menjadi Rp12.439/kg di tingkat konsumen.
Harga rata-rata beras SPHP di semua wilayah kompak di bawah HET. Secara terperinci, beras SPHP di zona 1 adalah Rp12.213/kg, zona 2 senilai Rp12.767/kg, dan zona 3 senilai Rp13.333/kg.