Jakarta, JurnalBabel.com – Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (Dirjen Dagri) Kementerian Perdagangan (Kemendag), Oke Nurwan meminta importir dan pelaku usaha menurunkan harga kedelai di pasar sehingga lebih terjangkau pengrajin tahu dan tempe. Permintaan ini menyusul mulai turunnya harga kedelai dunia.
“Penurunan harga kedelai dunia diperkirakan akan berdampak pada penyesuaian harga kedelai dalam negeri di bulan mendatang. Untuk itu, kami meminta dukungan para pelaku usaha, khususnya importir kedelai untuk menjaga agar harga kedelai impor tetap terjangkau di pengrajin tempe dan tahu. Sehingga, dapat menjaga stabilitas harga di tingkat konsumen,” ujar Oke dalam siaran pers Kemendag, Jumat (1/7/2021).
Berdasarkan data dari Chicago Board of Trade (CBOT), harga kedelai dunia per 29 Juni 2021 turun menjadi USD 13,6/bushels (Rp8.526/kg landed price). Penurunan harga kedelai dunia ini sekitar 11 persen dibandingkan akhir Mei yaitu USD 15,31/bushles (Rp9.330/kg landed price).
Oke optimis penurunan harga kedelai dunia diharapkan akan terus berlanjut karena beberapa negara produsen telah memasuki periode panen. Diharapkan harga kedelai semakin stabil sehingga harga tahu dan tempe serta produk turunannya semakin terjangkau konsumen.
“Penurunan harga kedelai dunia yang diikuti dengan penurunan harga di tingkat importir dan pengrajin tempe dan tahu diharapkan berdampak baik pada produksi dan stabilitas harga tempe dan tahu nasional,” imbuhnya.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari importir kedelai, harga kedelai di tingkat gudang importir saat ini sebesar Rp9.100/kg atau turun sekitar 5,7 persen dibanding minggu lalu yaitu Rp9.600–Rp9.700/kg.
Hal itu berdampak pada penurunan harga di tingkat pengrajin menjadi p9.600–Rp9.800/kg atau turun sekitar 8,5 persen dibanding minggu lalu yaitu Rp10.450–Rp10.600/kg.
Oke mengapresiasi pelaku usaha yang mendukung upaya pemerintah menjaga stabilitas harga kedelai di tingkat konsumen sekaligus menyakurkan stoknya secara kontinu. Stabilitas harga kedelai diharapkan dapat menggairahkan para pengrajin tahu dan tempe.
“Kami mengapresiasi komitmen dan dukungan para pelaku usaha kedelai dalam mewujudkan penyesuaian harga kedelai terhadap harga internasional. Hal itu merupakan upaya menjaga ketersediaan dan stabilitas harga,” ujar Oke.
Kemendag, tambah dia, mengimbau kepada para importir agar memastikan dan tetap menyalurkan stok kedelainya secara rutin kepada seluruh pengrajin tahu dan tempe, termasuk anggota Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo), baik di Puskopti Provinsi maupun Kopti Kabupaten/Kota.
Menurutnya, Kemendag secara periodik akan memantau dan mengevaluasi lebih intensif pergerakan harga kedelai dunia. Hal tersebut guna memastikan harga kedelai di tingkat pengrajin tahu dan tempe serta harga tahu dan tempe di pasar berada di tingkat yang wajar. (Sep)