Jakarta, JurnalBabel.com – Cawapres Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menyebut pertahanan digital di Indonesia jauh dari kriteria bagus.
Pernyataan ini dikatakan Cak Imin saat ditanya mengenai kritiknya tentang anggaran alat utama sistem pertahanan (alutsista) yang ditanggapi Capres Prabowo Subianto dalam Debat Ketiga Pilpres 2024 kemarin malam.
Kala itu Cak Imin melontarkan kritik bahwa utang negara banyak terserap dalam pembelian alutsista oleh Kemenhan.
Muhaimin heran pemerintah rela utang triliunan rupiah untuk membeli alat pertahanan di tengah kondisi negara sedang tidak berperang.
Dalam debat ketiga Pilpres 2024 kemarin malam, Prabowo Subianto menyatakan bahwa sebuah bangsa tanpa kekuatan militer sepanjang sejarah peradaban manusia, bangsa itu akan dilindas seperti di Gaza sekarang ini, dimana negara Palestina dijajah oleh zionis Israel.
Juru bicara Timnas AMIN, Sukamta, berpandangan bahwa menjadikan contoh Palestina sebagai negara yang lemah pertahanannya, sebagai bentuk meremehkan negara yang sedang dijajah.
Menurutnya, Palestina sudah dideklarasikan merdeka, tetapi secara de facto itu masih terjajah.
Selain itu, ungkap Sukamta, dari dulu sampai sekarang dan Palestina tidak pernah punya angkatan bersenjata. Yang ada laskar-laskar seperti yang ada di partai-partai di masa lalu.
“Jadi kalau itu dijadikan contoh sebagai lemahnya pertahanan, menurut saya itu keliru dan agak miss leading, bahkan meremehkan gitu,” kata Sukamta.
“Bahwa itu penderitaan negara yang sedang dijajah, kenapa dijadikan contoh?” sambung Anggota Komisi I DPR Fraksi PKS ini.
Sukamta juga berpendapat bahwa penyataan Prabowo itu juga bentuk melecehkan terhadap situasi negara yang sedang dijajah.
(Bie)