Jakarta, JurnalBabel.com – Ketua DPP Partai NasDem, Irma Suryani Chaniago, menyoroti narasi-narasi yang kerap didengungkan oleh para akademisi dengan memojokan bahkan menjelek-jelekan seorang tokoh bangsa.
Ia mengambil contoh akademisi Prof Ikrar Nusa Bakti dan Rocky Gerung yang sering menjelek-jelekan Presiden ke 7 RI Joko Widodo atau Jokowi.
“Sebagai akademisi, saya selalu bilang, baik kepada beliau (Prof Ikrar Nusa Bakti) maupun RG (Rocky Gerung) misalnya, coba lah sebagai akademisi itu bicara dengan diksi-diksi, narasi-narasi positif. Kalau kritik tidak masalah bagi saya,” kata Irma Suryani dikutip dari video podcast di akun instagramnya, Jumat (27/12/2024).
Seorang akademisi yang menjadi panutan masyarakat, kata Irma, seharusnya memberikan contoh yang baik. Bukan justru mengajarkan kepentingan-kepentingan politik yang di implementasikan dengan menjelek-jelekkan seseorang.
“Bagaimana anak bangsa ini kedepan bisa menghargai orangtua, para tokoh-tokoh bangsa, kalau selalu dicekoki kepentingan-kepentingan politik yang kemudian diamplifikasi untuk menjelek-jelekan seseorang?” tanya Irma.
“Akademisi seharusnya fair, harusnya clear, independent, bukan berpihak, bukan justru underestimate yang selalu dikedepankan,” sambungnya.
Anggota DPR RI dari daerah pemilihan Sumatera Selatan ini menambahkan, masyarakat sudah pintar dalam berpolitik. Alhasil, masyarakat sudah bisa membaca dan tidak bisa dibohongi oleh narasi-narasi palsu yang dilontarkan oleh akademisi demi kepentingan politik semata.
“Orang bisa baca kok, masyakat bisa tahu. Oh akademisi ini, akademisinya partai itu. Masyarakat sudah tidak bisa dibohongin dengan title bahwa dia seorang akademisi. Karena narasi-narasi yang keluar dari mulutnya, dari statementnya, masyarakat sudah bisa menilai bahwa ini oh dari sini,” pungkas Irma.