Jakarta, JurnalBabel.com – Ketua Komisi VIII DPR, Ashabul Kahfi, menyatakan temuan keberadaan kelompok yang diduga menganut aliran sesat di Tangerang, Banten, perlu menjadi perhatian bersama semua pihak.
“Perlu kita awasi bersama. Semua stakeholder, masyarakat, tokoh agama, pemerintah, juga harus terlibat untuk melakukan edukasi, melakukan advokasi agar paham-paham sesat ini jangan sampai merajalela di republik ini,” kata Kahfi di Jakarta, Jumat (17/2/2023).
Ashabul menjelaskan fenomena kelompok yang diduga menganut aliran sesat dilatarbelakangi oleh sejumlah faktor, mulai dari persoalan sosial hingga ekonomi.
“Itu tidak berdiri sendiri biasanya. Biasanya ada karena persoalan sosial, kemudian dinamika hidup di masyarakat. Bisa jadi juga karena faktor ekonomi dengan menjadikan agama menjadi tameng sebagai jualan untuk meraih kepentingan yang bersifat pribadi,” jelasnya.
Untuk itu, politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini menegaskan ajaran aliran sesat di tengah masyarakat itu perlu ditindak secara tegas.
Menurut dia, pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama (Kemenag) perlu melakukan pengawasan secara gencar.
“Khususnya di Kementerian Agama dan ulama untuk selalu melakukan pengawasan,” ujarnya.
Di sisi yang lain, Ashabul menekankan pula faktor yang terpenting ialah bagaimana menjaga situasi kondusif umat beragama di Indonesia.
“Alhamdulillah kehidupan beragama di republik ini kan relatif sudah mulai kondusif. Kita hidup beragama di Indonesia ini kan baik-baik saja sampai hari ini. Itu yang perlu kita jaga,” katanya.
Dia menyebut Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas pun telah menggaungkan program penguatan moderasi beragama yang ditujukan agar umat beragama di Indonesia dapat hidup rukun, damai, dan tanpa adanya gesekan.
“Katanya hari ini Kementerian Agama itu gencar melakukan program yang namanya moderasi beragama,” ujarnya.
Sebelumnya, Rabu (15/2/2023), Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Cisoka, Tangerang, Banten, mengungkapkan temuan dugaan keberadaan ajaran aliran sesat di Desa Cibugel.
Camat Cisoka, Encep Sahayat mengatakan temuan aliran sesat itu berawal dari informasi masyarakat setempat dan kemudian pihaknya bersama instansi terkait langsung mengecek lokasi tempat keberadaan ajaran sesat yang dipimpin seorang pria bernama Aliyudin.
Encep juga mengungkapkan hasil penelusuran dan koordinasi dengan beberapa tokoh agama memastikan aliran yang dipimpin Aliyudin tersebut adalah sesat. Salah satu alasannya karena praktik atau ritual yang dilakukan tidak sesuai kaidah agama Islam sebagaimana seharusnya dilakukan itu.
“Yang bersangkutan (pelaku) menyadari apa yang dilakukannya itu tidak sesuai dengan kaidah Islam sebagaimana seharusnya dilakukan itu. Selanjutnya setelah mendengarkan beberapa pendapat dia bersedia untuk menghentikan kegiatan ritual tersebut,” ujar Encep.
Temuan aliran sesat itu setelah ramainya cuplikan video beredar di media sosial yang memperlihatkan praktik ritual keagamaan dilakukan oleh sekelompok warga.
Video paham aliran yang diduga sesat itu berisikan ritual doa di depan sebuah makam. Dalam tayangan video itu juga terlihat adanya seekor anjing berwarna hitam yang hadir dalam ritual doa tersebut. (Bie)
Sumber: antaranews.com