Jakarta, JurnalBabel.com – Wakil Ketua Komisi II DPR, Syamsurizal, menyoroti pencurian data pribadi milih Presiden Jokowi, Menkominfo Johhny G Plate dan Menteri BUMN Erick Thohir oleh hacker di grup Telegram Bjorkanism.
Di sana terlihat, akun dengan ID Bjorka mengaku ingin menyebarkan identitas Presiden Jokowi dan Wapres Ma’ruf Amin, dengan nada ancaman serta intimidatif.
Syamsurizal khawatir peristiwa pada Pemilu 2014 terulang di 2024, dimana ada sekitar 250 hacker asal China mencemari penyelenggaraan Pemilu.
“Data-data yang membuat salah satu pasangan calon menang, satu pasangan menjadi kalah,” kata Syamsurizal dalam rapat dengar pendapat dengan Kemendagri, KPU, Bawaslu, DKPP di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (12/9/2022).
Menurutnya, kasus diatas patut menjadi pedoman kita menyusun Peraturan Bawaslu. Faktanya hari ini data pribadi Erick Thohir sudah dibongkar oleh Bjorkanism.
“Menkominfo pun yang mengawasi datanya ikut dibongkar. Dia Sekjen Partai NasDem, sehingga orang ribut juga pak Willy jadi ribut,” ujarnya.
Ia mengatakan masalah ini oleh Bawaslu harus diantisipasi agar menimbulkan suatu kepercayaan masyarakat. Sebab, ia yakin dengan segala macam teknologi, Bjorkanism tidak akan masuk dan melakukan hackingnya dalam pendataan kita. Khususnya data Pemilih.
“Kedepan, Pemilu yang menghabiskan dana besar yang waktunya memungkinkan untuk mereka mengutak-atik sementara kita lakukan pemutakhiran data pemilih. Aspek-aspek yang dirusak oleh mereka data pemilih dan mungkin juga hasil pemilihan. Ini patut kita antisipasi,” ungkapnya.
Politisi PPP ini menegaskan hal ini patut diantisipasi sudah sejauh mana siapkan untuk pengamanannya. Sebab, ini tidak main-main, mereka jual belikan data.
“Apakah mereka berasal dari mana, sepertinya dari luar, mereka gunakan semacam topeng yang khusus untuk tim Bjork untuk melakukan hacker data yang ada di negara kita,” pungkasnya.
Sebelumnya, peretas yang mengaku sebagai “Bjorka” melalui grup Telegram mengklaim telah meretas surat menyurat milik Presiden RI Joko Widodo, termasuk surat dari Badan Intelijen Negara (BIN).
Klaim Bjorka itu disebarluaskan oleh sebuah akun Twitter “DarkTracer: DaekWeb Criminal Intelligence”, yang kemudian viral dan sempat menjadi salah satu topik pembahasan terpopuler di Twitter hingga Sabtu (10/9).
Adapun Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD telah memberikan keterangan pers pada Senin hari ini, yang mengatakan bahwa kasus kebocoran data negara yang ramai diperbincangkan publik beberapa hari terakhir ini tidak terkait dengan data-data rahasia milik negara Republik Indonesia.
(Bie)