Jakarta, JurnalBabel.com – Anggota Komisi VI DPR Fraksi Gerindra, Hendrik Lewerissa, meminta PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan PT Pertamina mensosialisasikan kepada masyarakat terkait sisi negatif dari transisi energi ke listrik atau energi baru terbarukan.
“Mesti ada sosialisasi dari PLN dan Pertamina kepada masyarakat terkait sisi negatif. Kita juga mesti jujur mengatakan bahwa tidak semua energi baru terbarukan itu semuanya positif. Memang benar positif dari sudut pandang tertentu, tapi kita mesti jujur melihat bahwa ada sisi negatifnya juga,” kata Hendrik Lewerissa dalam rapat dengan pendapat Panitia Kerja Transisi Energi ke Listrik Komisi VI DPR dengan Dirut PT Pertamina (persero) dan Dirut PT PLN (Persero) di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (2/10/2023).
Hendrik mengambil contoh yang harus disosialisasikan oleh PLN dan Pertamina terkait penggunaan kendaraan listrik yang saat ini sedang gencar dilakukan oleh Pemerintah.
“Kita mengambil contoh soal misalnya kita bangga menggunakan kendaraan listrik. Tapi kita sadar betul listrik bahan bakarnya dari mana pembangkit listriknya? masih dari batubara juga kan, masih dari energi fosil juga kan,” ungkapnya.
Contoh lainnya menurut Hendrik terkait nikel yang menjadi bahan baku baterai untuk kendaraan listrik. Namun, lanjut dia, begitu banyak kerusakan lingkungan yang disebabkan karena pertambangan nikel dan sebagainya.
“Saya kira masyarakat perlu dikasih edukasi dan sosialisasi bahwa betul kita sebagai negara bangsa punya kewajiban internasional untuk mengarah suatu kondisi dimana tidak ada lagi emisi bahan bakar karena fosil. Kita akan menuju clean energi, tapi mengarah kesana kita harus sosialisasi kepada masyarakat,” ucapnya.
“Paling kurang masyarakat dikasih dua gambaran yang juga harus bisa diterima oleh dia. Jadi masyarakat tahu bahwa jangan juga kita seolah-olah energi baru terbarukan ini solusi terbaik, saya setuju. Tapi juga harus fair memberikan sosialisasi ada juga dampak negatif,” imbuh legislator dari Dapil Maluku ini.
(Bie)