JurnalBabel.com – Anggota DPR/MPR dari Fraksi PKS, Amin Ak, mengingatkan semakin rapuhnya kesehatan mental di kalangan generasi muda saat ini.
Hasil penelitian Litbang Kompas mengungkapkan, kelompok usia yang paling banyak (65 persen) melakukan pembunuhan adalah kelompok muda berusia 19-35 tahun.
Dan yang lebih membuat kita miris, sebanyak 38,7 persen pelaku membunuh karena motif emosi sesaat. Dengan kata lain, banyak orang dibunuh hanya karena kemarahan sepele atau emosi sesaat.
Terungkap juga bahwa sebanyak satu dari empat kasus pembunuhan, pelakunya berada dibawah pengaruh alkohol.
“Kondisi ini harus menjadi perhatian semua pihak. Jangan sampai harapan tercapainya Indonesia Emas pada tahun 2045, berubah menjadi Indonesia Cemas,” kata Amin saat menggelar sosialisasi empat pilar yang dihadiri 150 perangkat desa dan tokoh masyarakat dari lima Desa di Kecamatan Sumberbaru Jember.
Sosialisasi di lakukan di Balai Desa Sumberagung, Rabu (31/7/2024).
Faktor tekanan akibat beban hidup, baik karena kemiskinan, sulitnya mencari pekerjaan yang layak, ditambah rendahnya pemahaman agama membuat tingginya persoalan kesehatan mental di kalangan generasi muda. Fenomena itu terjadi di hampir semua daerah di Indonesia.
Karena itu, lanjut Amin, memperkuat jatidiri kebangsaan di kalangan generasi muda sangat penting dan relevan.
Ia pun mengajak perangkat desa dan tokoh masyarakat, menanamkan nilai-nilai Pancasila di kalangan generasi muda.
“Jika kita kupas secara tuntas, maka Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara sangat banyak di dalamnya sejalan dengan nilai-nilai agama, khususnya Islam,” kata Amin.
Sila pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa pada prinsipnya mencerminkan konsepsi tauhid sebagaimana tertuang dalam Al-Qur’an Surat Al-Ikhlas. Pemahaman tentang tauhid yang benar, semestinya bisa mencegah seseorang untuk membunuh misalnya.
Keyakinan bahwa Allah SWT senantiasa mengawasi setiap apa yang dilakukan hamba-Nya bisa mencegah seseorang melakukan tindakan semena-mena.
Terlebih jika dikaitkan dengan Sila kedua Pancasila, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab yang mengajarkan perlakuan adil dan beradab terhadap sesama manusia. Ini sejalan dengan nilai-nilai Islam yang menghormati martabat dan kehormatan jiwa manusia.
Pancasila juga mencerminkan nilai akal sehat dan rasionalitas, sehingga tidak mudah terjebak dalam sikap putus asa akibat beratnya beban kehidupan saat ini.
Menurut penelitian, salah satu penyebab gangguan kesehatan mental pengaruh media sosial dan tekanan untuk tampil sempurna dapat menyebabkan kecemasan, depresi, dan gangguan makan pada generasi muda. Perbandingan dengan orang lain di media sosial juga dapat memengaruhi harga diri.
Kondisi tersebut diperparah oleh minimnya aktivitas fisik. Generasi muda lebih sering menghabiskan waktu di depan layar daripada beraktivitas fisik. Ini dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik mereka.
“Karena itu para perangkat desa dan tokoh masyarakat harus memfasilitasi program pembinaan karakter. Sehingga generasi muda memahami nilai-nilai seperti gotong royong, toleransi, dan tanggung jawab,” tegas Amin.
Karena itu, pemerintahan desa bisa memperbanyak program yang melibatkan generasi muda agar mereka terlibat aktif dalam kegiatan sosial, budaya, dan lingkungan. Ini memperkuat rasa memiliki dan identitas bangsa. Pemerintahan desa juga harus memastikan generasi muda memiliki literasi digital dan memahami dampak teknologi.
“Agar beban ekonomi masyarakat berkurang, perangkat desa hendaknya lebih kreatif menciptakan peluang pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Ini membantu mengurangi pengangguran dan memperkuat ekonomi lokal,” pungkasnya.