Jakarta, JurnalBabel.com – Anggota Komisi XI DPR RI dari Daerah Pemilihan Jawa Timur IV, Amin Ak, menyatakan keprihatinan mendalam atas krisis stok bahan bakar minyak (BBM) yang melanda Kabupaten Jember dalam beberapa hari terakhir.
Krisis ini ditandai antrean panjang kendaraan di SPBU hingga lebih dari satu jam, serta terganggunya aktivitas warga, termasuk pembelajaran sekolah yang sempat dialihkan secara daring akibat kesulitan transportasi.
Krisis stok BBM di Jember terjadi menyusul penutupan total Jalan Nasional Gumitir. Ruas jalan yang menghubungkan Jember-Banyuwangi.
Penutupan dilakukan sejak 24 Juli 2025 untuk perbaikan jembatan dan jalan hingga 24 September 2025.
Dampaknya signifikan karena seluruh pasokan BBM untuk Jember selama ini disuplai dari Depo Pertamina Ketapang, Banyuwangi, yang distribusinya bergantung pada jalur Gumitir.
Amin secara tegas menyayangkan sikap PT Pertamina (Persero) yang dinilai gagal mengantisipasi dampak penutupan jalur vital ini.
“Sangat disayangkan Pertamina tidak memiliki skenario mitigasi atau alternatif distribusi meski penutupan Gumitir sudah diumumkan jauh-jauh hari. Ketidaksiapan ini memperburuk kondisi masyarakat, merugikan waktu warga, dan bahkan mengganggu proses belajar mengajar,” tegas Amin dalam keterangan resmimya, Selasa (29/7/2025).
Ia menegaskan bahwa BUMN strategis seperti Pertamina harus memiliki sistem manajemen risiko dan business continuity plan yang matang, terutama untuk layanan dasar seperti energi.
Wakil Ketua Fraksi PKS itu meminta Pertamina segera menjalankan skenario jalur alternatif distribusi BBM ke Jember. Hal itu untuk memastikan stok BBM tersedia memadai di seluruh titik layanan.
Di sisi lain, Amin Ak memberikan apresiasi tinggi kepada Bupati Jember, Gus Fawait, atas respons cepat dan taktis dalam menangani krisis ini.
“Saya mengapresiasi langkah konkret Bupati Gus Fawait yang langsung turun tangan mengkoordinasikan penanganan darurat. Kepemimpinan responsif seperti inilah yang dibutuhkan masyarakat di tengah kegagalan sistem,” ujar Amin.
Ia mendorong Pemkab Jember terus memperkuat koordinasi dengan pihak terkait guna memitigasi dampak lebih luas selama masa perbaikan Gumitir.
“Kasus ini adalah ujian bagi komitmen pelayanan publik. Masyarakat tidak boleh terus menjadi korban kelalaian antisipasi,” pungkas Amin Ak.