Jakarta, JURNALBABEL – Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pimpinan Denny JA merilis hasil survei terbaru mereka, yang mengungkap tingkat elektabilitas pasangan capres-cawapres dalam Pemilu 2019 mendatang, di enam kantong pemilih penting yang ada di Indonesia.
Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby mengatakan bahwa survei terkini pihaknya pasca debat perdana Pilpres 2019, menunjukkan bahwa pasangan Capres-Cawapres nomor urut 01, Joko Widodo dan Ma’ruf Amin (Jokowi-Ma’ruf) masih unggul dua digit dari pesaingnya, pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno (Prabowo-Sandi).
“Elektabilitas Jokowi-Ma’ruf berada pada angka 54,8 persen. Sementara elektabilitas Prabowo-Sandi sebesar 31 persen. Mereka yang belum menentukan pilihan sebesar 14,2 persen,” kata Adjie dalam konferensi pers di Kantor LSI Denny JA, Jakarta Timur, Kamis (7/2/2019).
Sejak bulan Agustus 2018, tambah Adjie, elektabilitas kedua pasangan calon bergerak fluktuatif dari bulan ke bulan, namun tak signifikan baik peningkatan maupun penurunannya. Selisih elektabilitas kedua pasangan calon pun cenderung stagnan di atas 20 persen, dengan keunggulan Jokowi-Ma’ruf.
Unggulnya pasangan Jokowi-Ma’ruf terhadap Prabowo-Sandi, jelas Adjie, didasari oleh keunggulan pada kantong-kantong pemilih penting. Kantong pertama yang penting adalah kantong pemilih muslim. Pemilih muslim adalah pemilih mayoritas dengan populasi kurang lebih 85 persen.
“Survei kami menunjukkan bahwa Jokowi-Ma’ruf masih unggul di pemilih muslim dengan dukungan sebesar 49,5 persen. Sementara Prabowo-Sandi memperoleh dukungan sebesar 35,4 persen. Ada 15,1 persen pemilih muslim yang belum menentukan pilihan. Meski unggul, Jokowi-Ma’ruf hanya unggul selisih di bawah 15 persen di kantong pemilih muslim,” ujarnya.
Kantong kedua yang penting, lanjut Adjie, adalah kantong pemilih minoritas. Dimana populasi pemilih minoritas (non muslim) kurang lebih 15 persen. Survei LSI Denny JA Januari 2019 menunjukkan bahwa sementara ini Jokowi-Ma’ruf masih unggul di kantong pemilih minoritas.
“Dukungan terhadap Jokowi-Ma’ruf pada segmen pemilih minoritas mencapai 86,5 persen, dan dukungan terhadap Prabowo-Sandi sebesar 4,7 persen. Hanya 8.8 pemilih minoritas yang belum menentukan pilihan. Di kantong pemilih yang kedua ini, Jokowi-Ma’ruf unggul mutlak dari Prabowo-Sandi,” ujarnya.
Kantong ketiga yang penting adalah pemilih wong cilik. Mereka yang dikategorikan sebagai pemilih wong cilik adalah mereka yang memiliki pendapatan rumah tangga per bulan hanya di bawah 2 juta rupiah. Survei menunjukkan bahwa sebesar 50,3 persen pemilih masuk kategori ini.
Data Januari 2019 menunjukkan bahwa, Jokowi-Ma’ruf unggul telak di segmen pemilih ini, dengan memperoleh dukungan sebesar 58,4 persen. Sementara Prabowo-Sandi memperoleh dukungan sebesar 24,7 persen.
“Dengan dukungan tersebut, terlihat selisih elektabilitas kedua pasangan calon mencapai di atas 30 persen di pemilih wong cilik. Namun masih terdapat 16,9 persen pemilih wong cilik yang belum menentukan pilihan,” tutur Adjie.
Kantong keempat yang penting adalah kantong suara emak-emak (perempuan), yang jumlahnya kurang lebih separuh dari populasi pemilih (50 persen pemilih perempuan). Di kantong ini, Jokowi-Ma’ruf juga unggul telak dibanding pasangan Prabowo-Sandi, dengan persentase mencapai 57 persen.
“Sementara dukungan terhadap Prabowo-Sandi di pemilih emak-emak sebesar 27,8 persen. Selisih elektabilitas kedua pasangan calon di pemilih emak-emak mencapai 30 persen. Ada sebesar 15,2 persen pemilih emak-emak yang belum menentukan pilihan,” ucapnya Adjie.
Kantong kelima yang penting adalah kantong pemilih kalangan terpelajar, dengan populasi hanya sebesar 11,5 persen. Di kantong pemilih ini, Prabowo-Sandi unggul dibanding pasangan Jokowi-Ma’ruf. Dukungan Prabowo-Sandi di pemilih terpelajar mencapai 44,2 persen.
“Sementara dukungan terhadap Jokowi-Ma’ruf di kantong pemilih ini sebesar 37,7 persen. Meski unggul, keunggulan Prabowo-Sandi hanya di bawah 10 persen terhadap Jokowi-Ma’ruf di segmen pemilih ini. Ada sebesar 18,1 persen pemilih kalangan terpelajar yang belum menentukan pilihan,” jelas Adjie.
Kantong keenam yang penting adalah kantong suara pemilih milenial, yakni mereka yang dalam survei ini adalah pemilih yang usianya di bawah 40 tahun. Data survei menunjukkan bahwa populasi pemilih ini sebesar 44,9 persen (45 persen).
Survei LSI Denny JA menunjukkan pasangan Jokowi-Ma’ruf masih unggul di segmen pemilih milenial, dengan persentase sebesar 52,6 persen. Sementara dukungan terhadap pasangan Prabowo-Sandi sebesar 33,8 persen.
“Jokowi-Ma’ruf masih unggul dua digit dari pasangan Prabowo-Sandi di pemilih ini. Namun keunggulannya masih di bawah 20 persen. Mereka yang belum menentukan pilihan di pemilih milenial sebesar 13,6 persen,” tukas Adjie.
Untuk diketahui, survei terbaru LSI Denny JA ini dilakukan pada tanggal 18-25 Januari 2019, dengan menggunakan 1200 responden. Survei dilakukan di 34 Provinsi di Indonesia dengan metode multistage random sampling, dan wawancara dilakukan secara tatap muka dengan menggunakan kuesioner.
Margin of error survei ini adalah 2,8 persen. Selain survei, LSI Denny JA juga melakukan riset kualitatif dengan metode FGD, analisis media, dan indepth interview untuk memperkaya analisa survei. Survei ini pun katanya dibiayai sendiri oleh LSI Denny JA.(Ris)
Editor: Bobby