SPORTS, JURNALBABEL- Luis Milla mengucapkan salam perpisahan pada sepakbola Indonesia Minggu (21/10) malam WIB setelah kontraknya tak diperpanjang PSSI.
Kontrak pelatih asal Spanyol itu untuk melatih timnas Indonesia berakhir seiring usainya perhelatan Asian Games 2018. Setelah itu nasib eks pemain Barcelona dan Real Madrid ini simpang siur.
Milla tak sempat mengucapkan selamat tinggal secara langsung pada publik sepakbola Indonesia namun melalui akun Instagram miliknya pada Minggu malam dalam bahasa Inggris dan Spanyol.
Dalam akun tersebut, Milla mengucapkan salam perpisahan yang cukup panjang. Ia juga memajang lima foto. Antara lain fotonya dengan penggawa timnas, dengan para asistennya termasuk Bima Sakti, penerjemahnya dan dokter timnas.
Ia sangat mensyukuri pekerjaan yang diembannya selama kurang lebih 1,5 tahun ini, tapi juga mengungkapkan betapa buruknya manajemen yang dilakukan PSSI.
Di unggahan tersebut terselip kalimat yang menyebutkan bahwa federasi sepak bola Indonesia, dalam hal ini PSSI, memiliki manajemen yang buruk antara lain pemutusan kontrak mendadak dan kurangnya profesionalisme para pimpinan federasi dalam 10 bulan terakhir.
Dilansir Jurnalbabel dari laman football tribe.com, “kurangnya profesionalisme” diduga terkait tarik ulur perpanjangan kontrak Luis Milla, yang sejatinya berakhir usai Asian Games 2018. Sebab walau gagal memenuhi target di ajang tersebut dan SEA Games 2017, ada wacana Luis Milla tetap dipertahankan tapi justru tak kunjung terealisasi.
Kabar burung pun beredar, mulai dari mewahnya permintaan fasilitas sang pelatih, sampai rumor kembali menangani timnas junior Spanyol. Bahkan yang terbaru, dikabarkan ada prahara antara PSSI dengan Luis Milla, dikarenakan tiket pesawat menuju Indonesia.
PSSI menginginkan Luis Milla membeli sendiri tiket pesawat menuju Indonesia, sedangkan Luis Milla justru menganggap transportasi adalah kewajiban PSSI, sehingga ia hanya menunggu jadwal keberangkatannya.
Kemudian anggota Exco PSSI, Pieter Tanuri, pada CNN Indonesia menuturkan, Luis Milla sudah tidak percaya lagi pada PSSI, sehingga PSSI pun enggan melanjutkan negosiasi perpanjangan kontrak.
“Dia tidak punya trust kepada PSSI dengan tidak mau hadir ke Indonesia. Kami butuh pelatih yang punya kepercayaan kepada Indonesia. Buat apa kalau tidak ada kepercayaan,” ungkap Pieter.