Jakarta, JurnalBabel.com – Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto sudah berjalan lebih dari 100 hari kerja, dimana masyarakat dipertontonkan banyak viral di media sosial (medsos) kinerja menteri yang bermasalah.
Pakar komunikasi politik, Hendri Satrio (Hensat), mengatakan, bila dikaitkan 100 hari kerja pemerintahan Prabowo dengan beberapa menteri belakangan ini viral di medsos, maka hal itu bisa saja akan terjadi reshuffe kabinet.
“Reshufflenya mau kapan, tebakan saya masih sama habis lebaran (Maret-April 2025),” kata Hensat dalam video diakun youtube jangkrik boss ala Hensa, Rabu (22/1/2025).
Menurut Hensat, Prabowo butuh catatan atau alasan yang layak untuk melakukan reshuffle menteri di kabinet Merah Putih yang dipimpinnya.
Di satu sisi, lanjutnya, menteri yang merupakan jabatan politik, dimana menteri yang beradi di kabinet Merah Putih, tidak murni orang-orang dekat atau yang diinginkan Prabowo.
“Makanya mungkin, hati-hati kalau ada beberapa menteri-menteri kemudian mendadak viral, wahai para menteri, jangan-jangan anda adalah target reshuffle,” ungkapnya.
Apabila menteri viral tersebut di reshuffle Prabowo, kata Hensat, hal itu merupakan hal yang wajar. Pasalnya, sebelum menjadi menteri, mereka sudah terbiasa dan sudah lebih lama menjadi rakyat biasa.
“Jadi anggap saja kemarin ini ikut-ikut nyoba-nyoba jabatan,” kata pendiri lembaga survei KedaiKopi ini.
Sebab itu, Hensat menandaskan waktunya para menteri menunjukan loyalitas dan kesetiaannya kepada Prabowo. Salah satunya, kata Hensat, ikut mendanai program Makan Bergizi Gratis, yang anggarannya sebesar Rp 71 Triliun hanya cukup hingga Juni mendatang. Sementara anggaran yang dibutuhkan hingga Desember 2025 sebesar Rp420 Triliun.
Pasalnya, tambah Hensat, program tersebut juga yang membuat para menteri duduk di kabinet pemerintahan Prabowo saat ini. Sebab, program itu menjadi “jualan” Prabowo pada masyarakat saat kampanye Pilpres 2024 lalu.
(Bie)