Jakarta, JurnalBabel.com – Wakil Ketua Komisi III DPR Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Pangeran Khairul Saleh, mengaku baru mengetahui kabar anggota fraksinya di Komisi hukum DPR itu menghubungi Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso, yang berusaha mempengaruhi dalam kasus mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo tersangka pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Khairul Saleh yang juga Ketua DPP PAN ini mengatakan apabila kabar tersebut benar terjadi, maka pihaknya akan mencari tahu siapa anggota komisi III DPR Fraksi PAN yang menghubungi Ketua IPW tersebut.
“Saya baru tahu berita ini. Kalau memang benar ini tindakan perorangan, kita ke dalam akan cari siapa anggota PAN yang dimaksud,” singkat Khairul Saleh saat dikonfirmasi jurnalbabel.com, Senin (15/8/2022).
Sebelumnya, Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso menceritakan pada 11 Juli 2022, IPW melansir 3 hal bahwa kejadian tembak-menembak, pelecehan, pengancaman dalam kasus kematian Brigadir J itu janggal.
Saat itu, kata Sugeng, IPW meminta supaya dibentuk TGPF dan meminta menonaktifkan Ferdy Sambo sebagai Kadiv Propam Polri.
Lalu sehari kemudian, Sugeng mengaku dihubungi anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PAN yang berusaha mempengaruhi dirinya terkait kasus Sambo.
Pada hari yang sama, lanjut dia, anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PKS juga menghubungi dirinya.
“Dia tidak berusaha mempengaruhi saya, tapi cuma bertanya-tanya saja, karena sikap saya tegas bahwa itu adalah kejanggalan,” ujar Sugeng dikutip dari YouTube Official iNews.
Lalu pada tanggal 15 Juli 2022, seorang Kombes dari Baintelkam menurut Sugeng juga berusaha mempengaruhi dirinya.
“Artinya mereka bekerja sistematis membuat pra kondisi supaya cerita tentang pelecehan, penembakan, pengancaman diamini oleh pihak-pihak yang mengkritisi,” kata Sugeng.
Menurut Sugeng, anggota DPR dan perwira Polri yang mencoba mempengaruhinya itu didatangi oleh Ferdy Sambo.
Kepada orang-orang itu, Ferdy Sambo mengatakan, kehormatan keluarganya diinjak-injak, dicederai bahkan menyesal bukan dirinya sendiri yang menembak Brigadir J.
Dari rangkaian kejadian ini Sugeng menganalisis bahwa 31 polisi yang melakukan penghalangan penyidikan melakukan dengan kesadaran.
“Jadi saya menganalisis, relasi hubungan kedinasan yang terjadi itu dibangun atas kepentingan. LPSK juga berusaha dipengaruhi dengan uang. Jadi ini adalah model kerja gaya mafia,” paparnya.
(Bie)