Jakarta, JurnalBabel.com – Salah satu tantangan terbesar generasi Z atau generasi yang lahir di tahun 1995 hingga 2010 adalah persoalan lapangan kerja. Pasalnya, tantangan lapangan kerja dahulu dengan saat ini berbeda jauh karena jenis pekerjaan-pekerjaan sebelumnya sudah tidak berlaku saat ini.
Menurut Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, jenis pekerjaan saat ini didominasi oleh dunia digital dan teknologi, dimana pekerjaan-pekerjaan itu mengharuskan para pencari kerja (generasi Z) memiliki skil yang harus dibarengi dengan pembawaaan diri yang baik.
“Tren pekerjaan yang tumbuh, utamanya di bidang digital teknologi antara lain programmer, AI, digital marketing, data scientist, data analyst, dan banyak lainnya,” kata Erick Thohir dalam video pendek yang diunggah di Instagram pribadinya, Rabu (13/4/2022).
Dikatakan Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah itu, generasi muda terus berpikir positif dan tidak mudah marah saat ada koreksi dari pihak lain terhadap diri mereka. Pasalnya, generasi-generasi muda saat ini cepat tersinggung dan tidak menerima saat dikritik oleh orang lain.
“Terus berpikir positif. Kadang-kadang kita merasa sudah pintar hingga kalau dikritik marah-marah dan tidak bagus menumbuhkan mindset itu. Ya kita memang harus reskilling, upskilling. Di mana kita harus belajar terus. Tidak merasa terpintar, apalagi kalau dikritik tidak mau,” ujarnya.
“Menurut saya, generasi Z harus memiliki mentalitas positif yaitu growth mindset. Dengan growth mindset, generasi Z punya pikiran untuk terus belajar lagi atau terus bertumbuh dan berkembang,” sambungnya.
Beratnya tuntutan kerja bagi generasi muda membuat orang nomor satu di Kementerian BUMN itu mendorong lahirnya transformasi program-program kerja di lembaga yang dipimpinnya (Kementerian BUMN). Salah satu program yang diprioritaskan Kementerian BUMN saat ini adalah memberikan beasiswa kepada ribuan anak muda setiap tahunnya.
“Di era seperti ini kalian harus terus belajar, nah karena itu kami di BUMN mengubah juga program kerja untuk milenial dan juga CSR kita, salah satunya adalah bagaimana kita memberikan beasiswa untuk 7.700 orang setiap tahunnya,” ucapnya.
Selain itu, Kementerian BUMN juga telah membangun kerja sama dengan beberapa universitas, perguruan tinggi dan program magang bersertifikat agar para generasi Z ini terus mengasah skil atau ketrampilan mereka dalam menghadapi tantangan pekerjaan ke depan.
“Hal ini dilakukan untuk menambah wawasan keterampilan para mahasiswa serta bagian dari link and match antara industri dan pendidikan. Knowledge based economy menjadi penting, kita harus investasi di SDM kita, pengembangan kita ke depan,” jelasnya.
Erick Thohir juga memastikan Kementerian BUMN terus mendorong pembukaan lapangan pekerjaan di tengah terjadinya disrupsi digital. BUMN juga mengusung program-program yang dapat mengasah kemampuan generasi muda untuk menjadi tenaga kerja yang berkualitas di era digital.
Selain program-program di atas, Erick Thohir sebelumnya sudah melakukan kerjasama dengan pesantren untuk membangun ekonomi Indonesia. Salah satu kerjasamanya adalah membuka kesempatan kepada santri untuk magang di BUMN-BUMN yang sudah ditunjuk.
“Kita buat program kolaborasi dengan pesantren dan program BUMN yang berpihak kepada rakyat,” ucapnya beberapa waktu lalu.
Erick Thohir mengatakan, pesantren adalah salah satu mercusuar peradaban dan merupakan bagian penting dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Untuk meningkatkan pembangunan ekonomi nasional saat ini, lanjut dia, tidak hanya dilakukan oleh pemerintah maupun swasta saja, karena juga dibutuhkan peran santri dan pesantren di seluruh wilayah Indonesia.
“Kami coba kerja sama program santri magang di BUMN supaya para santri juga punya pengalaman ekonomi,” pungkasnya. (Bie)