Jakarta, JurnalBabel.com – Pengamat kebijakan publik Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah, mengapresiasi dan mendukung langkah tegas Menteri BUMN Erick Thohir yang telah mengumumkan pembubaran 3 BUMN yang tidak sehat dan sudah tidak beroperasi.
Diketahui, tiga BUMN yang akan dibubarkan Erick adalah PT Kertas Kraft Aceh (Persero), PT Industri Gelas (Persero) dan PT Industri Sandang Nusantara (Persero).
Trubus juga mendukung komitmen Erick Thohir yang tidak hanya berhenti di tiga BUMN tersebut melainkan masih terdapat beberapa BUMN yang dianggap layak juga untuk ditutup.
“Kalau saya melihatnya harusnya lebih banyak kan ada beberapa BUMN lain kenapa masih ada, kalau memang dinilai sudah tidak jalan lagi kan ada sebagian dari tahun berapa sudah gak running gak beroperasi itu harunya semua ditutup,” ujar Trubus, Sabtu (19/3/2022).
Menurut Trubus, BUMN yang sudah lama tidak beroperasi tentunya hanya akan membebani keuangan negara, namun tidak memberikan manfaat yang jelas terhadap negara maupun pelayanan kepada masyarakat.
“Kalau misalnya tidak beroperasi kan membebani negara dan tidak memberikan keuntungan kepada negara jadi idealnya memang yang sudah tidak beroperasi memang ditutup semua, kalau tidak ditutup di marger aja sehingga mereka masih bisa di manfaatkan,” katanya.
Namun, Trubus mengingatkan agar pemerintah tetap memperhatikan hak-hak dari karyawan yang perusahaannya ditutup, seperti halnya ditempatkan di BUMN atau anak perusahaan lainnya.
“BUMN yang hidup juga punya anak perusahaan juga bisa (karyawan) ditempatkan di situ supaya tidak terkesan memberikan dampak buruk menciptakan pengangguran, citranya kan jadi jelek karena bagaimanapun juga peran negara sangat dibutuhkan masyarakat, jadi kalau mereka masih bisa bekerja ditampung di tempat lain kan bisa, kan BUMN banyak,” jelas Trubus.
Sebelumnya, Erick Thohir dalam cuitan di twitter pribadinya @erickthohir tegas menyatakan bahwa Thohir mengungkapkan bahwa mindset “BUMN pasti akan diselamatkan” harus ditinggalkan.
Sejak awal menjabat sebagai Menteri BUMN, Erick terus melakukan perampingan jumlah perusahaan plat merah guna melakukan efisiensi.
“Sejak awal sikap saya jelas. BUMN yang tidak sehat, sudah tidak beroperasi dan tidak berkontribusi untuk masyarakat harus dibubarkan. Hari ini, saya mengumumkan pembubaran 3 BUMN: Kertas Kraft Aceh, Industri Gelas, & Industri Sandang Nusantara. Ini tentu dilakukan dengan tetap memperhatikan hak-hak karyawan,” ungkap Erick.
Tidak hanya tiga BUMN, Erick menyampaikan masih ada beberapa BUMN yang akan dibubarkan yang kini sedang di assessment oleh PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) selaku pemegang Surat Kuasa Khusus (SKK).
Anggota Kehormatan Banser itu menargetkan nantinya BUMN hanya tersisa 37 BUMN.
“Akan ada beberapa BUMN lagi yang akan dibubarkan. Kami akan merampingkan BUMN hingga 37 perusahaan,” tegasnya.
Namun, Erick menuturkan dengan jumlah BUMN yang berkurang, bukan berarti nilai kontribusi yang diberikan BUMN untuk negara juga ikut mengecil.
“Justru langkah ini kami ambil untuk menciptakan efisiensi dan nilai ekonomi yang lebih besar. Ini sudah kami buktikan. Laba bersih BUMN meningkat dari Rp.13 triliun di 2020 menjadi Rp. 90 triliun pada 2021,” jelas Erick.
Erick mengatakan kebijakan yang dilakukannya itu semata untuk menyehatkan perusahaan BUMN yang dapat memberikan manfaat bagi negara dan masyarakat.
“Ini adalah bagian dari transformasi menyeluruh @kementerianbumn. Semua untuk Indonesia yang maju, makmur, and mendunia,” pungkasnya. (Bie)