Jakarta, JurnalBabel.com – Pakar komunikasi politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio atau Hensa, menyarankan Presiden Prabowo Subianto perlu lebih sering menyampaikan pesan langsung melalui media massa ketimbang mengandalkan influencer.
Ia menilai langkah ini lebih efektif untuk meredakan kegelisahan publik di tengah situasi nasional yang dinamis.
Menurut Hensa, media masih menjadi jembatan utama antara pemerintah dan masyarakat. Intensitas komunikasi yang konsisten diyakini mampu membuat pesan pemerintah lebih mudah dipahami sekaligus menenangkan rakyat.
“Saya ajukan dua solusi. Pertama, Pak Prabowo harus berkomunikasi secara intens dengan jurnalis di media massa. Karena dengan kondisi saat ini, media massa lah yang bisa menenangkan masyarakat,” kata Hensa dikutip dari akun youtube pribadinya, Senin (1/9/2025).
Hensa juga menyinggung pola komunikasi sejak era Presiden Joko Widodo hingga berlanjut ke pemerintahan Prabowo, di mana media cenderung terpinggirkan dari lingkar kekuasaan. Padahal, media memiliki peran strategis dalam menjaga keseimbangan informasi serta pilar keempat dari demokrasi.
“Selama ini, dari zaman Pak Jokowi hingga sekarang diteruskan Pak Prabowo, seolah-olah media massa dilupakan sebagai kekuatan,” ungkapnya.
Pendiri lembaga survei KedaiKopi ini menegaskan, komunikasi terbuka dengan media bukan hanya soal strategi, tetapi juga kunci dalam menjaga legitimasi kepemimpinan nasional.
Pandangan ini sejalan dengan hasil survei Indonesian Presidential Studies (IPS) UGM pada 2022 yang menunjukkan 74,4 persen publik masih lebih percaya pada media formal seperti televisi, radio, dan koran. Sementara itu, media sosial hanya mendapat tingkat kepercayaan 12,7 persen.