Jakarta, JURNALBABEL.COM – Anggota Komisi IV DPR Azikin Solthan meminta Pemerintah segera menetapkan harga import kedelai. Hal ini diperlukan untuk dapat memberikan kepastian kepada para produsen untuk bisa kembali melakukan produksi tahu tempe agar tidak hilang kembali.
Hal ini disampaikan Azikin merespon Perajin tahu di Bandung kembali mengancam menggelar aksi mogok produksi dan berjualan. Rencananya, mogok produksi dan berjualan akan mereka lakukan selama tiga hari, 28-30 Mei. Aksi digelar sebagai buntut dari terus melambungnya harga kedelai, yang merupakan bahan baku utama selama beberapa minggu terakhir.
“Pemerintah harus segera menentukan harga impor kedelai, agar hal ini tidak lagi jadi pemainan para importir mencoba memanfaatkan situasi dan kondisi seperti saat ini,” kata kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (29/5/2021).
Azikin bilang, Pemerintah harus bisa mengerti kondisi rakyat dibawah khususnya para produsen kedelai pastinya akan terkenda dampaknya kalau sampai tidak ada penetapan harga kedelai impor itu.
“Kasihan kita punya ekonomi masyarakat kelas bawah, kalau kedelai ini terus menerus dimaikan oleh pihak importir maka dapat uang ini adalah orang-orang besar kasihan masyarakat kecil itu,” ujar legislator Gerindra ini.
Oleh sebab itu, ia segera menyarankan harga dasar full tertinggi untuk kedelai impor. Karena menurutnya kedelai dalam negeri belum mencukupi.
“Jadi mau kedelai impor ataupun dalam negeri harus ada dasar harga tinggi sehingga bisa terkendali dan produsen tahu dan tempe dapat segera terbantu dan tidak bisa kita biarkan negara harus hadir,” tegas Azikin.
Sebelumnya, Salah seorang perajin tahu Cibuntu, Deden (46), mengatakan, saat ini harga kedelai telah mencapai Rp 10.700, bahkan ada juga yang sampai Rp 12 ribu per kilogram. Padahal, harga normalnya Rp 6.800-Rp 7 ribu per kilogram.
“Naiknya sudah sejak sebelum bulan Puasa. Waktu itu masih antara Rp 7 ribu sampai Rp 8 ribuan per kilogram. Tapi dari bulan uasa sampai Lebaran, malahan sampai hari ini harganya terus naik. Kalau begini terus, kami yang bingung. Mau jual berapa ke konsumen?” ujarnya saat ditemui di Jalan Cibuntu Selatan, Kelurahan Warung Muncang, Kecamatan Bandung Kulon, Kota Bandung, Rabu (26/5).
Deden mengaku, telah melakukan berbagai upaya agar tidak sampai menaikkan harga jual tahu produksinya. Mulai dari mengecilkan ukuran tahu hingga menjual tahu secara terbatas.
“Karena harga tahu yang saya jual sudah Rp 1.000 per butir, maka tidak mungkin saya naikkan lagi. Bisa kabur nanti pembeli. Jadi solusinya saya perkecil saja ukurannya, bahkan baru dua hari ini saya jualnya terbatas, biasanya sehari saya produksi 100 papan (1 papan = 100 butir tahu), tapi kemarin saya hanya bikin 60-70 papan saja. Saya khawatir kalau produksi seperti biasa, bahan baku habis, terus harus beli kedelai lagi yang lagi mahal, habis dong modal saya,” ujarnya.
Dengan kondisi tersebut, Deden mengaku akan ikut aksi mogok berproduksi dan berjualan ini seperti teman-temannya. Deden berharap, dengan aksi mogok ini pemerintah segera mencari solusi agar kondisi mahalnya kedelai dapat secepatnya diatasi. “Insya Allah, saya ikut kaksi mogok nanti,” ujarnya. (Bie)