BOGOR, JURNALBABEL.COM– Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat pada Senin 12 November 2018 kedatangan tamu istimewa. Ya, mereka ialah 35 Uskup Indonesia yang masih aktif dan 4 Uskup emeritus (purna bakti).
Kedatangan kolegialitas Uskup-uskup KWI ini didampingi Sekretaris Eksekutif KWI Pastor Siprianus Hormat, Ketua UNIO Indonesia Pastor Paulus Christian Siswantoko, Sekretaris Eksekutif Komisi Kepemudaan (Komkep) Pastor Antonius Haryanto, Vikaris Jenderal Gereja Katolik Roma untuk Keuskupan Amboina Pastor Agustinus Ulahayanan, dan Sekretaris Komisi Liturgi KWI Pastor John Rusae.
Kunjungan silaturahim dari para Uskup se-Indonesia yang diterima Presiden RI Joko Widodo ini sebagai tanggapan atas undangan yang diberikan oleh Presiden Jokowi.
Agenda tersebut dilakukan para uskup di sela-sela sidang tahunan para uskup seluruh Indonesia yang berlangsung di Pusat Pastoral Keuskupan Bandung, di Jalan Moch. Ramdan, Bandung selama sepuluh hari sejak Senin-Rabu, 5-14 November 2018.
Dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Presiden Joko Widodo kembali menggaungkan pesan harmoni di hadapan para gembala umat katolik Indonesia ini.
Menurut mantan Gubernur DKI itu, Indonesia memang sangat beragam, berbeda agama, suku, bahasa daerah, adat istiadat dan tradisi.
Karenanya diperlukan pemahaman yang sangat agar aset terbesar bangsa ini, yaitu persatuan, persaudaraan, dan kerukunan betul-betul bisa diresapi dan bisa dipahami secara mendasar oleh masyarakat.
“Jangan sampai intoleransi, ekstremisme, menganggap dirinya yang paling benar, itu merasuk ke mana-mana dan nantinya membuat masyarakat merasa tidak rukun, tidak satu. Itu yang sangat berbahaya,” tegas Presden Jokowi.
Pelaksanaan Pesparani Dipuji
Di waktu yang sama Presiden Jokowi menerima panitia dan pemenang Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Tahun 2018.
Dilansir laman Setkab.go.id, Presiden dalam alam sambutannya menyampaikan ucapan selamat kepada para pemenang Pesparani 2018. Namun Presiden mengingatkan, yang penting bukan semata-mata soal vokal atau siapa pemenangnya atau siapa juaranya tapi yang terpenting ialah bersama merayakan persaudaraan dan persatuan.
“Dalam paduan suara, kita banyak belajar tentang tenggang rasa, belajar untuk saling menghargai, dan belajar saling membangun toleransi. Itulah yang diperlukan bangsa kita Indonesia sekarang ini,” kata Presiden.
Jokowi menilai, dalam paduan suara banyak pelajaran yang dapat dipetik mengenai tenggang rasa, saling menghargai, dan membangun toleransi. Sekaligus ia juga turut menyampaikan permohonan maaf karena tidak bisa hadir saat acara pembukaan Pesparani 2018 pada akhir Oktober lalu.
Ketua KWI Mgr Ignatius Suharyo menyampaikan terima kasih kepada semua pihak atas terlaksananya Pesparani 2018 , khususnya kepada Pemprov Maluku.
“Pesannya jelas dari Maluku untuk Indonesia. Pesan dari Maluku adalah membuat dan merawat keberagaman dalam persatuan,” ujar Mgr Suharyo.