Tanjungpandan, JURNALBABEL – Usai melakukan sidak pasar untuk mencari penyebab tingginya harga daging ayam, Wali Kota (Wabup) Belitung Isyak Meirobie melakukan pemantauan ke beberapa peternak ayam yang ada di Tanjungpandan.
Salah satunya adalah peternakan yang ada di desa Aik Pelempang Jaya, Perumnas Tanjunpandan. Indra, pemilik peternakan ayam di desa Aik Pelempang Jaya menyebutkan, tingginya harga bibit dan pakan yang harus ditanggung peternak.
Harga ini terhitung tinggi karena bibit dan pakan dikirimkan dari jakarta atau bangka. Menurutnya harga bibit ayam yang didapat peternak dari agen mencapai 9 ribuan rupiah per ekor.
Padahal di Jakarta harga bibit dijual hanya dengan harga 5000 per ekor, lebih sedikit dari harga separuh bibit ayam di Belitung. Setali tiga uang harga pakan juga menjadi momok bagi peternak.
“Harga pakan itu sekitar 380 hingga 470 (ribu) per karungnya, tergantung jenisnya,” ujar Indra.
Indra mengungkapkan, harga pakan seringkali mengalami kenaikan secara tak menentu. Dalam 4 bulan terakhir saja harga pakan mengalami kenaikan 3 kali. Satu kali kenaikan bervariasi dari 10 hingga 15 ribu rupiah perkali naik.
Jika para peternak melakukan protes terhadap kenaikan harga pakan, maka pabrikan cenderung akan menurunkan kualitas pakan meskipun harga tetap. Hal ini tentu akan berdampak terhadap tumbuh ternak yang kurang maksimal.
Menanggapi hal ini, Wabup Isyak menjanjikan akan ada APBD perubahan di tahun 2020 yang ditujukan untuk pembibitan. Selain itu, untuk mencukupi kebutuhan pakan, akan ada penambahan penanaman jagung yang dijalankan oleh warga Belitung dengan dukungan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian.
Sehingga nanti akan mengurangi biaya yang ditanggung peternak dan berdampak pada turunnya harga daging ayam di pasaran. (Joy)
Editor: Bobby