Jakarta, JurnalBabel.com – Anggota DPR RI Fraksi PKS dari daerah pemilihan Jakarta Timur, Anis Byarwati, menjadi pembicara dalam acara webinar yang diselenggarakan oleh Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga (BPKK) DPD PKS Jakarta Timur, pada Kamis (22/4/2021).
Webinar dengan tema Giat Perempuan Selamatkan Bumi ini, digelar dalam rangka memperingati hari Kartini yang jatuh pada tanggal 21 April dan hari Bumi yang jatuh pada tanggal 22 April.
Anggota komisi XI DPR RI ini memulai pemaparannya dengan menjelaskan bahwa Indonesia memiliki banyak sekali pejuang-pejuang perempuan. Selain R.A. Kartini, Cut Nyak Dien, dan Martha Christina Tiahahu yang sudah sangat dikenal, ada sejumlah perempuan lain yang turut melukis sejarah Indonesia.
Ada Ratu dari Kesultanan Aceh, Sultanah Taj ul-Alam Safiatuddin Syah. Ratu dengan nama lahir Putri Sri Alam merupakan putri dari salah satu pahlawan nasional Indonesia, Sultan Iskandar Muda.
Ada Siti Aisyah We Tenriolle dari Kerajaan Tanette Bugis, Dewi Sartika dari Jawa Barat, Roehanna Koeddoes dan HR Rasuna Said dari Sumatra Barat. Ada Raden Ajeng Kustiyah Wulaningsih Retno Edi, atau dikenal dengan Nyi Ageng Serang dari Jawa Tengah, ada Maria Walanda Maramis dari Minahasa, dan ada Andi Depu Maraddia Balanipa dari Polewali Mandar, Sulawesi Barat.
Anis menegaskan bahwa menghargai perjuangan mereka, berarti melanjutkan perjuangan mengisi kemerdekaan dengan mempersembahkan kontribusi terbaik kita untuk mewujudkan Indonesia yang adil, sejahtera, dan bermartabat, seperti yang dicita-citakan PKS.
Dengan visi PKS 2020-2015 yaitu menjadi Partai Islam Rahmatan lil Alamin yang kokoh melayani bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia, PKS memiliki spirit pengokohan ketahanan keluarga dengan memberikan penguatan fungsi perempuan.
Ibu dari delapan putra-putri ini menegaskan bahwa perempuan memiliki 2 tugas yang mulia. Tugas pertama yang seringkali disebut dengan tugas asasi adalah tugas yang tidak bisa digantikan oleh orang lain yaitu tugas sebagai anak , sebagai istri, dan sebagai ibu.
“Tugas asasi ini tidak bisa digantikan oleh orang lain,” tegas Anis.
Tugas yang kedua adalah tugas yang melekat pada fungsi diri seorang perempuan dan biasanya terkait dengan profesi. Seperti tugas menjadi guru, menjadi dosen, menjadi karyawan, menjadi pedagang, dll.
Anis pun menekankan bahwa bagi perempuan PKS, tidak ada perbandingan peran, mana yang lebih mulia. Karena kemuliaan suatu peran, ditentukan oleh sejauh mana peran itu membawa seorang perempuan pada ketakwaaannya.
Oleh karena itu, dengan berbagai kiprah yang dilakukan oleh perempuan PKS, mereka harus menyadari identitas dan jati diri PKS sebagai partai dakwah.
“Sehingga semua aktivitas yang dilakukan, dalam rangka berdakwah mengajak orang pada kebaikan,” ujarnya.
Dalam acara webinar yang dihadiri oleh ketua DPD Jakarta Timur, Ikrar Aulia Agustianto, S.Si., M.Si, Anis menguraikan tentang pentingnya perempuan dalam membangun keluarga Indonesia yang Tangguh.
“Kita tidak bisa bicara peradaban jika kita belum bisa mengelola keluarga kita dengan baik,” katanya.
Menurut Anis, keluarga merupakan unit paling kecil dari sebuah masyarakat. Jika kondisi keluarga baik, maka kondisi masyarakat akan baik. Jika kondisi masyarakat baik, kondisi bangsa juga baik. Dan jika bangsa baik, maka peradaban akan baik.
“Itulah mengapa baiknya sebuah peradaban berkaitan erat dengan baiknya kondisi keluarga,” kata Anis.
Menutup pembicaraannya, Anis menegaskan kembali pentingnya bekerja sama dengan baik dalam menjalankan berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat.
Dan ia bersyukur PKS memberikan ruang yang sangat besar kepada kaum perempuan untuk turut berkiprah dalam perjuangan PKS.
“Kita jadikan kegiatan kita di PKS, sebagai satu jalur yang kita tempuh untuk sama-sama menuju surga,” pungkasnya. (Bie)