Jakarta, JurnalBabel.com – Ketua DPP PKS Bidang Ekonomi dan Keuangan, Anis Byarwati, menjadi nara sumber dalam acara sosialisasi konsepsi dasar partai di Kupang, NTT.
Target dari sosialisasi ini adalah memberikan informasi, pengetahuan dan pemahaman tentang konsepsi dasar partai kepada peserta.
Pada kesempatan ini, Anis yang juga anggota DPR RI Komisi XI dari Fraksi PKS, menjelaskan mengenai platform PKS. Dalam bingkai politik, platform adalah proposal pengelolaan negara yang ditawarkan partai kepada konstituen dan masyarakat pemilih dalam rangka menarik perhatian untuk mendulang suara secara obyektif dan bertanggung-jawab.
“Anggota PKS wajib memehami platform yang sudah disusun oleh Majelis Pertimbangan Partai (MPP) agar mampu menyampaikan narasi besar yang dicita-citakan PKS kepada masyarakat luas,” kata Anis dalam keterangan tertulisnya, Senin (19/9/2022).
Secara mendalam, doctor ekonomi dari Universitas Airlangga ini menjelaskan mengenai negara dalam perspektif PKS.
“PKS memandang negara sebagai sebuah kerangka rumah bersama, yang adil dan obyektif bagi seluruh warganya yang plural. Ibarat panggung. Negara adalah medan kompetisi positif, dimana terjadi kontestasi gagasan (contested terrain) terbaik bagi pengelolaan negara,” jelasnya.
Lebih jauh, Anis menekankan bahwa keterbukaan dan nasionalisme bukan terletak pada klaim-klaim verbal atau seberapa majemuk kepengurusan suatu partai (juga ormas), tetapi secara substansial lebih pada bukti-bukti substantif-faktual.
Bukti-bukti substantif-factual terkait dengan mind set dan kejujuran para aktor partai (juga ormas) terhadap logika sehat, nurani bersih, dan nilai luhur.
“Oleh karena itu PKS terus mengembangkan diskursus tentang nasionalisme dan keterbukaan serta menanamkan wawasan kepada anggota-anggotanya, serta melatih mereka untuk memiliki kemampuan bergaul secara spontan dengan seluruh elemen bangsa. PKS meyakini, bahwa reformasi dan transformasi bangsa ini hanya dapat dilakukan oleh suatu critical mass (sekelompok orang, baik di dalam maupun di luar PKS) memiliki kesalehan moral, kesalehan sosial, dan kesalehan profesional, serta memiliki daya rekat bangsa,” tutupnya. (Bie)