Jakarta, JurnalBabel.com – Komisi VIII DPR RI menggelar Rapat Kerja dengan Menteri Sosial belum lama ini untuk membahas sejumlah program strategis Kementerian Sosial, termasuk pembangunan Sekolah Rakyat sebagai upaya pengentasan kemiskinan melalui pendidikan.
Dalam rapat tersebut, Anggota Komisi VIII DPR Fraksi Partai Gerindra, Muhammad Husni, menyampaikan pandangan kritis sekaligus apresiatif terhadap program tersebut.
Ia membuka pernyataannya dengan memberikan penghargaan atas dedikasi Menteri Sosial yang ia sebut dengan sebutan “Gus Menteri” dalam mengangkat pendidikan bagi masyarakat miskin.
“Saya cuma melihat apa yang Gus Menteri laksanakan itu persis seperti waktu dibakarnya Nabi Ibrahim, seekor burung kecil membawa air. Tapi di situlah letak usaha keras dalam pengentasan kemiskinan,” ujar Husni disambut tawa peserta rapat.
Husni menyoroti data yang menunjukkan bahwa 64,46 persen anak dari keluarga miskin berpotensi tetap hidup dalam kemiskinan. Ia mempertanyakan apakah pembangunan 100 Sekolah Rakyat dalam satu tahun dapat memberikan dampak signifikan untuk mengubah kondisi tersebut.
Menurutnya, program Sekolah Rakyat merupakan investasi jangka panjang yang selaras dengan visi Indonesia Emas 2045.
“Semua negara maju selalu memulai perubahan dari sektor pendidikan,” ujarnya, sekaligus mengingatkan bahwa dampak program ini baru akan terasa dalam 20 tahun ke depan.