Batam, JURNALBABEL.COM–Bertepatan dengan ultah parokinya, pada Pesta Petrus dan Paulus, 29 Juni 2021, Paroki Santo Petrus Lubuk Baja Batam merayakan Pesta pelindungnya dengan cara yang tidak biasanya. Pasalnya Pastor Parokinya, RD Frans Tatu Mukin bersama tim pastoralnya mengadakan sebuah aktivitas berkekuatan komunio dengan brand “Sembako Tebus Murah”.
Padahal menurut Romo paroki yang juga adalah Vikaris Episkopal (Vikep) Utara atau Kepri ini mengatakan bahwa sebelum masa pandemic covid 19, perayaan pesta pelindung paroki dilakukan dalam beragam cara.
“Perayaan ini biasanya ditandai dengan Perayaan Ekaristi pagi, dilanjutkan dengan pesta meriah di halaman parkir Gereja,” tuturnya kepada media ini melalui pesan di WhatsApp (29/6/21) .
Romo Frans juga menambahkan apabila tanggal tersebut bukan hari libur maka perayaannya dipindahkan ke salah satu Hari Libur yang berdekatan setelah Tanggal 29 Juni. “Hal ini untuk memungkinkan keikutsertaan umat banyak,” imbuh Romo yang juga komponis lagu-lagu liturgi ini.
Biasanya, menurutnya. perayaan di bawah tenda setelah Ekaristi dilalui dengan pengadaan Undian Kupon berhadiah. “Undian berhadiah itu, berupa perlengkapan rumahtangga sampai kendaraan motor roda dua,” tutur Romo yang pernah menjadi Parokus Katedral St Yosef Pangkalpinang ini.
Bahkan Romo Frans juga menyebut bahwa pernah ada rencana agar hadiah Undian ditingkatkan berupa mobil.
Biasanya, Makanan Untuk Pesta Paroki Dibeli di Warung Kecil
Uniknya, kata Romo Frans, makanan yang dihidangkan dibeli di warung-Warung kecil di seputar tenda. “Semua ini dimungkinkan karena adanya banyak sumbangan spontan dari umat dan donatur di Paroki St Petrus,” ceritanya kilas balik.
Ternyata Romo paroki yang berjiwa seni ini juga membuat spanduk ucapan selamat. Hal ini yang menurutnya mendorong umat untuk memberi donasi untuk biaya perayaan itu.
Namun berhubungan dengan pandemi Covid 19 ini, perayaan Pesta Pelindung Paroki Santo Petrus ini diganti dengan kegiatan pengadaan sembako dan payung. “Sasaran sembako dan payung ini adalah umat KBG yang mengalami kesulitan ekonomi berhubungan dengan pandemi covid 19 yang semakin mengancam,” ungkap Romo Frans Mukin.
Menurut orang nomor satu di Kevikepan Utara atau Kepri ini, umat yang menerima sembako dan payung ini diminta mengganti biayanya dengan harga murah dibanding harga yang sebenarnya. “Sehingga muncul istilah “Sembako Tebus Murah,” jelasnya.
Kata Romo Frans Mukin lagi, ada banyak sumbangan dari umat dan pelbagai pribadi untuk pengadaan Sembako Tebus Murah ini. Pembagian Sembako ini, katanya, dilaksanakan selama seminggu sebelum tanggal 29 Juni.
Bahkan, tandas Romo Mukin lagi, Paroki Santo Petrus sudah berulangkali mengadakan aksi “Sembako Tebus Murah” ini , selama Masa Pandemi ini. “Kami bersyukur banyak Umat dan pribadi-pribadi yang mendukung program ini melalui sumbangan dana,” pungkas Romo Mukin. (***)
Penulis : Fadli Kelen