Jakarta, JurnalBabel.com – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat terperosok cukup dalam akibat memburuknya sentimen pelaku pasar di tengah pandemi COVID-19. Mengutip data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot sudah terdepresiasi 8,38 persen ke level Rp16.500 per dolar AS dalam sepekan terakhir.
Senin lalu (23/3/2020), rupiah bahkan menyentuh Rp16.650 per dolar AS. Terakhir kali rupiah tercatat di level ini pada Juni 1998 – saat krisis moneter melanda Indonesia.
Menanggapi hal itu, anggota komisi XI DPR dari Fraksi Partai Gerindra, Elnino M Husein Mohi, mengatakan perekonomian Indonesia dalam puluhan tahun terakhir sangat dipengaruhi oleh kurs mata uang. Pasalnya, sangat banyak produk yang diimpor, mulai baja, elektronik, bahkan buah dan garam.
“Ekonomi kita juga banyak dipengaruhi oleh investor asing yang membawa dollar ke sini. Mulai dari pertambangan, perkebunan, hingga investasi pabrik sikat gigi dan air minum,” ujar Elnino saat dihubungi, Rabu (25/3/2020).
Lebih lanjut Elnino menilai isu corona ini menjadikan banyak yang menarik kembali investasinya dalam rupiah, dan mereka membeli dollar. Juga banyak yang menghentikan impor karena tidak feasible lagi dalam hitungan bisnis.
Sebab itu, legislator dari daerah pemilihan Gorontalo ini memaparkan beberapa hal agar rupiah kembali menguat. Pertama, atasi penyebaran corona sesegera mungkin agar pemerintah dapat meyakinkan semua pihak, termasuk para pemodal di atas bahwa Indonesia baik-baik saja.
“Saya percaya pemerintah bisa melakukannya,” katanya.
Kedua, kedepan kebijprogrkebijakan-kebijakan dan program-program ekonomi pemerintah mesti berorientasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat secara mandiri. “Tak perlu impor dengan mendahulukan pemenuhan kebutuhan pokok dalam negeri,” tuturnya.
Ketiga, kebijakan Bank Indonesia atau BI terhadap kurs mata uang perlu direformulasi lagi demi kestabilan ekonomi yang dipengaruhi oleh nilai tukar rupiah.
Mantan anggota DPD RI dari Gorontalo ini juga sangat setuju dengan pidato Presiden Jokowi untuk mengurangi impor dan mendorong pemanfaatan sumberdaya dalam negeri.
“Mudah-mudahan kebijakan-kebijakan pemerintah pusat kedepan semakin membuat negara kita benar-benar merdeka, bersatu, berdaulat, termasuk dalam ekonomi. Dalam hal ini pemenuhan kebutuhan masyarakat,” harapnya.
Anggota komisi VII DPR dari Fraksi Partai Demokrat Sartono Hutomo menambahkan semua pihak harus berfikir cepat dalam merespon perkembangan terkini, terkhusus bagaimana menyelamatkan perekonomian tanah air. Sebab itu, kata Sartono, segala hal yang bisa membuat ekonomi Indonesia terselamatkan perlu disegerakan selama tidak melanggar Undang-Undang (UU).
“Kita semua harus memberi masukan terkait langkah-langkah jitu agar negara kita bisa selamat dari slow down ekonomi dunia ini,” kata Sartono Hutomo.
Langkah jitu yang dimaksud legislator dari daerah pemilihan Jawa Timur ini yakni salah satunya seperti yang sudah dilakukan pemerintah dengan membuat paket-paket kebijakan ekonomi. “Mulai dari relaxsasi pajak, subsidi dan lainnya,” pungkasnya. (Bie)
Editor: Bobby