Jakarta, JurnalBabel.com – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir akan melakukan sinergi platform PT Pegadaian (Persero), PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM, dan PT BRI (Persero). Hal ini dilakukan agar akses pendanaan PNM bisa lebih murah.
Namun demikian, Erick tak menjelaskan lebih detail skema atau bentuk dari sinergi yang akan dilakukan.
Memberikan tanggapannya akan hal ini, anggota Komisi XI DPR, Anis Byarwati, mengatakan dibutuhkan perencanaan yang matang dan roadmap yang jelas terkait holding. Agar dapat menciptakan sinergi yang saling menguatkan.
“Karena tujuan awalnya pasti untuk efisiensi dan meningkatkan daya saing,” kata Anis dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (5/12/2020).
Menurut Ketua DPP PKS Bidang Ekonomi ini, holding pada dasarnya merupakan strategi pengelolaan perusahaan yang harus memiliki kesamaan visi, misi, dan tujuan.
“Dan yang kita ketahui memang ketiga perusahaan pelat merah tersebut memiliki amanat yang sama dari Kementerian BUMN yaitu untuk menyalurkan pembiayaan ke segmen UMKM terutama usaha mikro,” jelasnya.
Kalau memang tujuannya untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing, Anis menilai hal itu tentu baik. Tetapi kembali lagi harus dengan pertimbangan dan analisis yang tepat dan tentu saja harus melibatkan pihak-pihak yang dikonsolidasikan yaitu PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PMN.
“Hal ini menjadi penting, karena dalam holding, induk perusahaan harus bisa menguatkan sinergi antar anak perusahaan dengan pengkoordinasian, pengendalian, serta pengelolaan yang tepat. Ini tidak hanya untuk memperkuat posisi keuangan saja, tetapi termasuk di dalamnya aset dan juga prospek bisnisnya,” ujarnya.
Sejauh pengamatan Anis yang juga disampaikan oleh Menteri BUMN, bisnis model ultra mikro yang dimiliki PNM cukup bagus, tapi pendanaan sangat mahal (9%), sementara BRI bisa hanya 3%. BRI sendiri ke depan diarahkan untuk lebih banyak menggarap UMKM.
Hingga akhir September 2020 porsi portofolio kredit UMKM di BRI mencapai 80,65% dari total kredit September 2020 yang mencapai Rp 935,35 triliun. Direktur Utama BRI Sunarso menyebutkan fengan arah ini, maka BRI mengincar porsi pembiayaan UMKM bisa naik ke 85%.
“Dengan data yang ada, sinergi BRI, PNM dan Pegadaian harus benar-benar memperkuat UMKM,” pungkasnya. (Bie)