Jakarta, JURNALBABEL – Tingginya harga tiket pesawat hingga kini masih dikeluhkan masyarakat dan meminta pemerintah untuk segera turun tangan. Tak hanya itu, dampak akan kenaikan harga tiket juga berdampak ke berbagai sektor bidang seperti pariwisata, perhotelan, termasuk ekonomi kreatif yang tersebar di sejumlah daerah.
Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PAN, Anang Hermansyah meminta pemerintah untuk membuat terobosan konkrit atasi persoalan mahalnya tiket pesawat di tanah air itu.
“Dampak kenaikkan harga tiket pesawat merembet ke sejumlah sektor. Paling nyata dirasakan terjadi di sektor pariwisata, perhotelan, dan ekonomi kreatif,” kata Anang dalam keterangan pers, Kamis, (9/5/2019).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada awal Mei lalu, terdapat penurunan drastis penumpang pesawat sebesar 1,7 juta dalam kurun satu tahun terakhir.
Menurut Anang, situasi nanti akan semakin krusial disaat momentum jelang mudik lebaran dan liburan sekolah pada awal Juni 2019 mendatang.
Kendati demikian, pelantun ‘Separuh Jiwaku Pergi’ itu menyebut bahwa masyarakat tentu memiliki opsi penggunaan moda transportasi selain pesawat.
Karena, bekas suami Krisdayanti itu bilang momentum mudik lebaran ke kampung halaman akan berdampak transfer ekonomi dari kota ke desa, baik melalui sektor wisata, kuliner dan sektor kreatif lainnya.
“Jadi, saya berharap pemerintah dapat membuat terobosan terkait persoalan harga tiket pesawat yang melambung tinggi itu,” pungkas Anang.
Tarif Turun 15 Persen
Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan menyebut bahwa tarif batas atas tiket pesawat akan turun sebanyak 15 persen.
Luhut mengatakan, dia telah mendapatkan laporan mengenai rencana itu dan telah disetujui semua pihak termasuk maskapai.
“Akan turun harga 15 persen. Garuda Indonesia juga sudah bilang iya. Rini (Menteri BUMN) kan juga sudah bilang,” kata Luhut.
Menurut Luhut, penurunan tarif batas bawah itu seharusnya tidak akan mengganggu kinerja perusahaan. Dia menyebut nantinya akan ada evaluasi.
Atas keluhan masyarakat yang menilai harga tiket pesawat yang masih tinggi hingga saat ini, Luhut meminta agar masyarakat bisa tenang dan menunggu.
Luhut menyebut pemerintah telah melakukan sejumlah upaya untuk menurunkan harga tiket pesawat, salah satunya adalah dengan membuka kesempatan swasta untuk masuk ke bisnis avtur.
Dengan demikian, Pertamina akan berkompetisi untuk bisa memberikan layanan penjualan avtur sehingga harga diharapkan bisa kompetitif.
“Kita beda dengan Singapura (harga avtur) hampir 25 persen. Kita tidak mau ada beda jauh. Singapura udara saja impor, masak minyaknya lebih murah dari kita,” katanya
Tunggu Keputusan Kemenhub
Terpisah, Direktur Niaga PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA), Pikri Ilham Kurniansyah menuturkan, sebagai operator, perusahaan menunggu keputusan dari Kemenhub soal tiket pesawat.
“Saya kira ini sudah dibahas di Kemenko, Menhub, dan Menteri BUMN. Ya sebagai operator kita tunggu saja apa keputusannya. Kita tunduk kepada regulasi dan pemegang saham,” kata Pikri.
Menurutnya, ada beberapa hal yang menyebabkan tiket pesawat menjadi tinggi yakni fuel, kedua perawatan, sewa pesawat.
“Itu sudah 70 persen dolar semua, pendapatan kita rupiah. Jadi penurunan tarif batas atas itu rumit sekali. Harus ada penurunan cost nya, jadi kalau ada penurunan cost, struktur cost nya turun sehingga akibatnya perhitungan tarif batas atas turun bagi maskapai tidak bermasalah,” ucapnya.
“Jadi pemerintah itu bukan menurunkan tarif batas atas tapi struktur cost. Biaya mana yang bisa menyebabkan turun, karena kan industri harus dilindungi,” tambah dia. (Joy)
Editor: Bobby