Pamekasan, JURNALBABEL – Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah bersama Fadli Zon mengunjungi Pesantren Mamba’ul Ulum Bata-Bata, Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Sabtu (19/1/1019), sekaligus menjadi narasumber pada acara Pekan Ngaji ke-4 (International Event), bertema “Ngaji Komunikasi Politik”, dengan peserta 7.000 orang santri, asatidz, alumni dan umum. Setiba dilokasi, ke dua pimpinan DPR RI itu diterima langsung oleh Pimpinan Ponpes Mamba’ul Ulum Bata-Bata serta pengurus lainnya, juga Anggota DPR RI Dapil Madura, Nizar Zahro.
Fahri Hamzah saat menyampaikan orasinya diacara tersebut mengatakan, inti debat itu adu argumen, dan argumen itu bisa berisi logika, fakta, statistik atau retorika. Karenanya, masyarakat harus diberikan kebebasan, baik secara lisan maupun tulisan untuk menjamin kecerdaan bangsa Indonesia ini, sebagaimana amanah dari pembukaan UUD bahwa salah satukuan penting bernegara adalah mencerdasakan kehidupan bangsa.
“Kalau tidak ada kebebasan untuk menyatakan pendapat, baik secara lisan maupun tulisan maka tidak ada yang bisa menjamin kecerdasan itu meluas. Sebab, efek dari kebebasan kita adalah kebebasan orang lain. Kita menyampaikan tesis a, b, c, d, orang lain biaa mengatakan d, e, f. Tapi biarkan ide-ide itu berkecamuk yang pada gilirannya menimbulkan perdebatan. Nah itu, Carok-nya jaman sekarang, ya debat itu,” kata Fahri.
“Makanya kalau debat itu jangan pakai contekan. Kalau debat pakai contekan, kata orang Madura cemen itu. Nggak jantan itu. Denat itu tatap muka, ‘apa itu ide sampean? Ini ide saya’,” tambah Fahri mencontohkan.
Dengan adanya kebebasan, akan kaya bangsa ini. Oleh karena itu, seorang pemimpin jangan takut dengan kebebasan, jangan takut dengan kemerdekaan, apalagi kebebasan dalam berbicara dan menyampaikan ide-ide maupun gagasan.
“Demi kepentingan rakyat, kita harus melawan keinginan siapapun yang mau menjadikan forum debat sebagai kegiatan basa-basi yang jauh dari substansi. Jadi jangan takut,” pungkas Fahri. (Joy)
Editor: Bobby