Jakarta, JurnalBabel.com – Anggota Komisi VI DPR Fraksi Partai Demokrat, Sartono Hutomo, meyakini masih ada tersangka lain atau lebih dari 9 tersangka yang sudah ditetapkan oleh Kejaksaan Agung (Kejagung) dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang di PT Pertamina, Sub Holding, dan Kontraktor Kontrak Kerja sama (KKKS), dengan kerugian negara Rp 193 triliun per tahun.
Pasalnya, kata Sartono, kasus tersebut terjadi pada periode 2018-2023 atau jelang Pemilu 2019 dan 2024
“Dari sisi politik, itu menjelang Pemilu 2019 dan 2024. Saya yakin ini tidak sendiri, tidak hanya 9 tersangka, tidak hanya sampai disitu. Ini pasti kita bicara ini permufakatan sangat jahat tidak hanya jatuh disitu,” kata Sartono dalam rapat dengar pendapat Komisi VI DPR dengan Direktur Utama PT Pertamina, di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (11/3/2025).
Lebih lanjut Sartono mengatakan, DPR RI tentu memberikan dorongan kepada Kejagung untuk mengusut tuntas kasus mega korupsi tersebut.
“Dalam hal ini kami tentu memberikan dorongan kepada aparat Kejaksaan untuk mengurai sampai dimana itu. Masyarakat ingin mendengarkan, menanti-nanti siapa aktor dibalik ini,” ujarnya.
Menurut Sartono, kasus mega korupsi ini menjadi pintu masuk bagi Pertamina di saat pemerintahan baru ini dengan praktek-praktek korupsi ini.
“Kita punya harapan tinggi pada langkah konkret Pertamina mengembalikan kepercayaan publik,” katanya.
Legislator asal dapil Jawa Timur ini pun mengaku tetap menggunakan BBM jenis Pertamax, meskipun masyarakat sudah banyak beralih ke produk BBM milih swasta akibat kasus mega korupsi ini. Hal itu ia lakukan sebagai bentuk komitmen dan percaya DPR kepada Pertamina.
“Saya sangking percayanya pada Pertamina, saya masih menggunakan Pertamax. Ini bentuk komitmen kami bahwa Pertamina sebagai aset negara yang harus kita jaga dan bantu, tetapi oknum-oknum ini harus diberantas,” tegasnya.
Kejagung telah menetapkan sembilan orang sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina periode 2018-2023.
Sembilan orang tersangka itu terdiri dari enam pejabat Pertamina Patra Niaga dan tiga dari pihak swasta.
Adapun dua tersangka baru yang ditetapkan Kejagung yakni Maya Kusmaya selaku Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Patra Niaga dan Edward Corne selaku VP Trading Produk Pertamina Patra Niaga.
Berikut daftar lengkap sembilan tersangka kasus dugaan korupsi minyak mentah Pertamina:
- Riva Siahaan selaku Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga.
- Sani Dinar Saifuddin selaku Direktur Feedstock and Product Optimization PT Kilang Pertamina Internasional.
- Yoki Firnandi selaku Direktur Utama PT Pertamina Internasional Shipping.
- Agus Purwono selaku VP Feedstock Management PT Kilang Pertamina International.
- Muhammad Kerry Andrianto Riza selaku Beneficialy Owner PT Navigator Khatulistiwa.
- Dimas Werhaspati selaku Komisaris PT Navigator Khatulistiwa dan Komisaris PT. Jenggala Maritim.
- Gading Ramadhan Joedo selaku Komisaris PT Jengga Maritim dan Direktur PT Orbit Terminal Merak.
- Maya Kusmaya selaku Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Patra Niaga.
- Edward Corne selaku VP Trading Produk Pertamina Patra Niaga.
(Bie)