Jakarta, PONTAS.ID – Polemik tiket pesawat mahal jelang musim mudik 2019 masih belum bisa terselesaikan. Masyarakat banyak menilai jika Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tidak serius dalam menyelesaikan persoalan tiket mahal ini.
Menanggapi hal itu, Pengamat Transportasi, Azas Tigor Nainggolan menilai, polemik tarif tinggi pesawat domestik di Tanah Air yang sempat mencuat jelang libur Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 kemudian kembali menghangat pada arus mudik Idul Fitri 2019 ini semata-mata bukan tanggung jawab penuh Kemenhub. Termasuk instansi terkait di lingkungan dinas pemerintah sebagai penyedia jasa.
“Persoalan harga tiket pesawat itu kan bukan cuma di unsurnya kementerian perhubungan saja. Juga ada di dinas yang lain di pemerintah. Kalau kemenhub kan sudah menjalankan porsinya, dengan menurunkan batas atasnya,” kata Azas Tigor di Jakarta, Selasa (21/5/2019).
Pria karib disapa Bang Tigor itu lantas menilik pernyataan Menhub soal para operator bus menuai berkah dari mahalnya tarif penerbangan. Menurutnya, apa yang disampaikan Menhub kenyataan di lapangan. “Sah-sah saja kalau menterinya berpendapat seperti itu, ya memang faktanya kan begitu,” kata Tigor.
Imbas dari tarif penerbangan domestik yang melonjak, lanjut Tigor, masyarakat bakal melirik transportasi darat sebagai alternatif menuju kampung halaman.
Dia yakin, perkataan bekas Dirut AP II terkait efisiensi masyarakat dalam menentukan moda transportasi. Terintegrasinya sejumlah pembangunan tol dapat memudahkan dan mempercepat arus mudik. Sebab itu, rampungnya beberapa proyek tol, seperti Trans Jawa dan Trans Sumatera sebaiknya dipergunakan.
“Pilihannya kan ada, naik bus, naik pesawat, naik kereta api, atau naik kapal laut,” tandasnya.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, para operator bus menuai berkah dari mahalnya harga tiket pesawat.
Menurut mantan Direktur Utama PT Angkasa Pura II itu, masyarakat lebih memilih naik bus ketimbang pesawat di beberapa rute tertentu.
“Berita baik untuk (operator) bus, (tiket) pesawatnya mahal. Jadi enggak ada lagi orang dari Surabaya ke Solo naik pesawat, (lebih memilih) naik bus,” ujar Budi di Jakarta, Jumat (17/5/2019).
Budi mengatakan, masyarakat lebih memilih naik bus lantaran telah terhubungnya Jakarta-Surabaya melalui Tol Transjawa. Selain itu di lur Pulau Jawa pun saat ini sudah ada Tol Trans Sumatera.
“Kita tahu permintaan akan bus ini naik hampir tiga kali lipat. Karena mereka tidak memilih angkutan pribadi. Angkutan pribadi selain buat kemacetan juga risiko lalu lintas banyak,” kata Budi.
Meski penumpang bus meningkat, Budi tetap meminta para operator bus meningkatkan pelayanannya. Salah satunya dengan menyediakan armada bus yang laik.
Dengan begitu, masyarakat akan semakin nyaman berpergian menggunakan bus.
“Keinginan kami menjadikan bus sebagai angkutan utama itu sejak tahun lalu. Terbukti ada beberapa produk yang mencoba dengan kelas khusus, sukses. Jadi dia bikin bus baru dengan tarif yang relatif mahal justru sukses,” ucap dia. (Joy)
Editor: Bobby