Jakarta, JurnalBabel.com – Pemerhati pertanian, Irma Suryani Chaniago, meminta Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan atau Zulhas tidak memperburul citra Presiden Jokowi terkait ketersedian stok beras di tanah air.
Pasalnya, Irma bingung dengan pertanyakan Mendag Zulhas yang menyatakan sudah melakukan impor beras untuk memenuhi pasokan cadangan beras pemerintah (CBP) di gudang Perum Bulog, namun beras impor tersebut belum dikirim atau tinggal dikirim ke Indonesia.
Beras impor tersebut baru dikirim kata Mendag Zulhas jika Kementerian Pertanian tidak mampu memenuhi kebutuhan pasokan Bulog.
Padahal, kata Irma, data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diperkuat oleh pernyataan para Bupati, stok beras rakyat mencukupi dan stok tersedia meskipun harganya sedikit lebih mahal dari beras impor, tetapi kualitas beras petani juga lebih bagus dari beras impor.
Belum lagi, lanjut Irma, pernyataan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo yang notabene dari rujukan atau perintah Presiden menyatakan bahwa Indonesia sudah mampu swasembada pangan.
“Lah kog tiba-tiba Mendag impor beras? Bukan kah ini menjadi kontraproduktif terhadap perintah Presiden dan fakta data BPS? Saya sebagai pemerhati pertanian meminta pemerintah, Kemendag, jangan memperburuk citra presiden yang beberapa waktu lalu menyatakan kita sudah mampu swasembada pangan dan tidak perlu lagi impor beras,” kata Irma Suryani dalam keterangan tertulisnya, Rabu (30/11/2022).
Menurut Anggota DPR Fraksi Partai NasDem ini, Mendag Zulhas harus berpihak pada petani.
“Tolong Mendag berpihak pada petani, kasihan petani kita. Ingin menikmati untung sedikit saja sudah langsung di hadang dengan masuknya beras impor. Bukan begitu caranya mengendalikan harga,” tegasnya.
Sebab itu, Irma meminta Mendag Zulhas duduk bersama Mentan Syahrul Yasin Limpo, Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Keuangan Sri Mulyani, memperkuat dan mendukung petani lokal dengan ketersediaan pupuk subsidi yang cukup quotanya, sehingga ongkos produksi petani rendah.
“Dengan demikian harga beras bisa dikendalikan, bukan dengan cara impor beras. Kalau cuma dengan cara instant seperti itu, dimana prestasinya?” pungkas Irma.
Sebagai informasi, sebelumnya diketahui CBP di gudang Bulog terus menipis. Data terakhir yang disampaikan Bulog dan Badan Pangan Nasional, stok CBP tersisa 432 ribu ton dari sebelumnya sekitar 500 ribuan ton.
Bulog sendiri sudah melakukan kerja sama dengan mancanegara dengan menyimpan stok sebanyak 500 ribu ton beras komersil yang berada di luar negeri.
(Bie)