Jakarta, JurnalBabel.com – Anggota Komisi VI DPR Fraksi Gerindra, Hendrik Lewerissa, mendukung rencana Initial Public Offering (IPO) atau kondisi ketika emiten menjual sebagian sahamnya pada publik atau masyarakat umum pada perusahaan BUMN di 2023.
Menurutnya, salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan pendanaan di PT Pertamina Geothermal Energy tbk, PT Pertamina Hulu Energi, Palm Co dan PT Pupuk Kalimantan Timur, adalah IPO.
Namun, Hendrik mempertanyakan apakah kondisi pasar saham pada saat ini cukup kondusif BUMM ini melakukan IPO saat ini.
“Kalau IPO ini asumsinya berhasil diserap oleh publik dengan jumlah yang signifikan, sehingga perusahaan-perusahaan ini bisa laksanakan langkah-langkah korporasi sebagaimana dengan yang direncanakan,” kata Hendrik Lewerissa dalam rapat kerja dengan Wakil Menteri BUMN I, di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (7/12/2022).
Lebih lanjut politisi Partai Gerindra ini mengingatkan salah satu masalah krusial yang tidak boleh luput dari perhatian, yakni memastikan dana yang tersedia itu digunakan secara efektif sesuai dengan rencana korporasi yang telah disusun.
Artinya, kata Hendrik, jangan sampai dana yang begitu banyak berhasil terkumpul melalui IPO, tetapi tidak digunakan untul hal-hal yang prioritas sesuai dengan korporasi yang telah direncanakan.
“Maka dari itu menurut saya salah satu elemen penting adalah pengawasan. Soal bagaimana pada direksi, management perusahaan BUMN ini diawasi secara efektif,” ujarnya.
Hendrik menekankan masalah pengawasan karena berdasarkan pengalamannya selama duduk di Komisi VI DPR, mayoritas BUMN yang datang ke pihaknya bukan melaporkan soal kesuksesan tetapi soal masalah.
Sebab itu, Hendrik berharap kedepan BUMN yang datang ke Komisi VI DPR dengan melaporkan kesuksesan.
“Untuk itu saya minta Kementerian BUMN betul-betul memastikan mekanisme pengawasan terlaksana secara efektif,” tegasnya.
(Bie)